TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mardani H Maming mengatakan pihaknya akan membangun kerja sama dengan pelaku ekonomi digital, seperti e-commerce. Pasalnya, tak sedikit anggota Hipmi merupakan pelaku UMKM yang barangnya bisa dipasarkan melalui e-commerce macam Bukalapak atau Tokopedia.
"Kami susun HIPMI Net terlebih dahulu. Kalau semua sudah terdaftar, sekitar 50 ribu anggota, itu yang akan bekerja sama dengan Bukalapak atau Tokopedia," kata Maming seusai mengisi acara Transformasi Digital untuk Ekonomi Indonesia dengan tajuk Finding The New Business Model yang digelar oleh Tempo Media Group di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu 11 Maret 2020.
Dia menjelaskan, Hipmi Net akan menghubungkan seluruh anggota Hipmi, dari tingkat kabupaten sampai ke pengurus pusat, bahkan sampai Dewan Kehormatan Organisasi. Dengan adanya sistem ini maka akan memudahkan memudahkan bisnis anggota Hipmi untuk berkembang.
Menurutnya, jika para pelaku usaha tidak bisa mengikuti perkembangan zaman, mereka tidak akan bisa berkembang. Bahkan mereka bisa tergusur dengan pebisnis yang menemukan inovasi-inovasi terbaru.
"Dulu belum ada HP, baru ada wartel (warung telepon) kita kalau mau nelpon harus ke wartel dulu. Sekarang sudah ada HO, tukang becak pun bisa langsung hubungi anaknya. Mungkin sama dengan sekarang, untuk yang tidak mengikut zaman maka akan kehilangan bisnisnya," kata Maming.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengungkapkan, era revolusi industri 4.0 menuntut dunia usaha dan industri untuk responsif terhadap perubahan guna menjaga eksistensi bisnisnya. Begitu pun dengan Sumber Daya Manusia (SDM), sikap responsif harus diimplementasikan agar tetap berdaya saing.
Baca Juga:
"Kita berhadapan dengan era di mana manusia bukan satu-satunya penggerak utama. Kita ini sedang bersaing dengan robot, bersaing dengan mesin, karena teknologi bergerak dengan cepat," kata Ida.
Ida menjelaskan bahwa era disrupsi ekonomi ini tidak cukup dihadapi hanya dengan inovasi dan kreativitas. Yang juga harus menjadi perhatian adalah kecepatan menjalankan tugas.
"Tidak masalah siapa yang lebih pintar, tidak peduli siapa yang lebih kuat, pendidikan dan keterampilan adalah kunci. Tapi yang harus kita ingat, yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang responsif terhadap perubahan akan mengalahkan yang terlena dengan zona nyaman," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, era digital akan menciptakan banyak peluang usaha serta menjadikan iklim usaha lebih kompetitif. Hal ini akan membuka peluang usaha yang lebih besar bagi masyarakat, karena kegiatan usaha dan bisnis tidak lagi hanya mengandalkan kekuatan modal.
EKO WAHYUDI