TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyerap dana Rp 8 triliun dari lelang empat seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 36,73 triliun. Hasil lelang sukuk ini sedikit melampaui target yang dipatok sebelumnya sebesar Rp 7 triliun.
Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menyebutkan jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS11092020 mencapai Rp 1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,00781 persen dan imbalan secara diskonto.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 11 September 2020 sebesar Rp 10,78 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 2,96875 persen dan tertinggi 5 persen. Adapun jumlah dimenangkan untuk seri PBS002 sebesar Rp 2,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,9793 persen dan tingkat imbalan 5,45 persen.
Sementara penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 ini mencapai Rp 9,56 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,90625 persen dan tertinggi 5,5 persen. Untuk seri PBS026, jumlah dimenangkan mencapai Rp 0,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,70252 persen dan tingkat imbalan 6,625 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini mencapai Rp 8,66 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,6875 persen dan tertinggi 6,5 persen. Untuk seri PBS005, jumlah dimenangkan mencapai Rp 4,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,57312 persen dan tingkat imbalan 6,75 persen.
Adapun penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 April 2043 ini mencapai Rp 10,6 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,53125 persen dan tertinggi 8,0625 persen.
Sebelumnya, pada Selasa dua pekan lalu Kementerian Keuangan menyerap dana Rp 7 triliun dari lelang empat seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara. Total penawaran yang masuk saat itu sebesar Rp 60,54 triliun.
ANTARA