Tempo.Co, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN turut merasakan dampak hantaman virus corona bagi perekonomian dalam negeri. Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansyuri mengatakan akibat penyebaran virus tersebut, kolektibilitas kredit perseroan untuk Januari hingga Februari lebih rendah ketimbang target.
"Dua bulan ini progress collection kami tidak sebaik yang ditargetkan," ujar Pahala di kantor Tempo, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Maret 2020.
Selain menyebabkan kolektibilitas kredit konsumer melorot, ia menyebut penyebaran virus ini membuat angka non-performing loan (NPL) atau kredit macet pada awal tahun lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, Pahala optimistis target perseroan menurunkan rasio NPL pada tahun ini dapat tercapai.
Hingga akhir tahun nanti, BTN menargetkan rasio kredit macet dapat menurun hingga 3,5 persen dari semula 4,78 persen. Untuk mencapai target tersebut, BTN berencana melakukan perbaikan kualitas kredit, seperti mengurangi debitur-debitur bermasalah.
Perseroan juga menyiapkan strategi dengan memperkuat sistem collection management dan mempercepat penjualan aset kredit macet. "Kami percepat lelang aset rumah di web rumah murah BTN," ujarnya.
BTN akan melibatkan platform penjualan e-commerce seperti Bukalapak untuk memudahkan penjualan aset. Di sisi lain, perseroan juga akan membuka kerja sama dengan lembaga pembiayaan sekunder perumahan Secondary mortgage facility (SMF) untuk meneruskan kredit-kredit bermasalah secara massal.
Selain itu, Pahala memastikan BTN bakal menyiapkan business continuity plan di tiga daerah wisata paling terdampak virus corona, seperti Batam, Manado, dan Bali. "Mungkin kita lihat, misalnya menambah tenaga untuk bisa menambah kolektibilitas di sana. kolektibilitas di tiga daerah itu akan ditingkatkan," tuturnya.