TEMPO.CO, Jakarta - Segmen konstruksi mendominasi tingkat non-performing loan atau NPL PT Bank Tabungan Negara alias BTN (Persero) Tbk sepanjang 2019. Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansyuri mengatakan total NPL untuk debitur konstruksi pada tahun lalu mencapai 18,7 persen dari total keseluruhan kredit macet.
"Hampir mendekati 19 persen. Sedangkan total NPL (gross) BTN sampai akhir tahun 2019 4,78 persen," ujar Pahala di kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat 8, Jakarta, Selasa, 10 Maret 2020.
Pahala mengatakan bank pelat merah berkode emiten BBTN itu saat ini tengah berupaya memangkas rasio kredit macet. Hingga akhir tahun, BTN menargetkan besaran NPL dapat menurun hingga 3,5 persen.
Untuk mencapai target tersebut, BTN berencana melakukan perbaikan kualitas kredit, seperti imengurangi debitur-debitur bermasalah. Perseroan juga menyiapkan strategi dengan memperkuat sistem collection management dan mempercepat penjualan aset kredit macet.
"Kami percepat lelang aset rumah di web rumah murah BTN," ujarnya.
BTN akan melibatkan platform penjualan e-commerce seperti Bukalapak untuk memudahkan penjualan aset. Di sisi lain, perseroan juga akan membuka kerja sama dengan lembaga pembiayaan sekunder perumahan Secondary mortgage facility (SMF) untuk meneruskan kredit-kredit bermasalah secara massal.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA