TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI Tulus Abadi meminta aplikator ojek online menyediakan fasilitas masker untuk penumpang guna mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). Menurut dia, fasilitas tersebut merupakan salah satu aspek keamanan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa.
"Dulu awal-awal ojek online muncul, pengemudi selalu dibekali masker dan penutup kepala (untuk penumpang). Sekarang sudah tidak ada lagi. Seharusnya mesti dibekali apalagi musim virus corona," kata Tulus di kantor Kementerian Perhubungan, Selasa, 10 Maret 2020.
Selain bagi penumpang, Tulus mengungkapkan fasilitas masker ini penting pula diberikan untuk para pengemudi. "Hal-hal yang berkaitan dengan konsumen dan mitra harus diperhatikan. Mereka harus dibekali," tuturnya.
Tak hanya masker, ia meminta penumpang dan pengemudi ojek online dibekali dengan fasilitas lainnya seperti asuransi. Tulus mengungkapkan, peranti-peranti keamanan ini penting diperhatikan lantaran ojek sepeda motor merupakan kendaraan yang paling rentan terhadap celaka.
Berdasarkan data yang ia himpun, kasus kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan kendaraan sepeda motor mencapai lebih dari 30 ribu per tahun. Angka itu setara dengan 70 persen dari total kasus kecelakaan kendaraan.
Tempo berupaya menghubungi Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita dan Public Relations Manager Grab Indonesua Andre Sebastian terkait permintaan YLKI agar konsumen ojek online diberi masker. Namun, hingga berita diturunkan, keduanya belum merespons.
Sebelumnya Deputy Director of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Reinata Munusamy mengklaim perusahaan telah menyediakannya untuk para pengemudi. Menurut dia, perusahaan telah membagikan lebih dari 5.000 masker gratis kepada pengemudi tiga titik Grab Bike Lounge. Di antaranya Grab Bike Lounge Daan Mogot, Kebayoran Lama, dan TB Simatupang.
"Masing-masing Grab Bike Lounge mendapatkan 1.700 masker. Kami bagikan sejak 13 Februari," ujar Tirza.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA