Komitmen buyback, lanjut Frankie akan membuat sentimen pasar akan semakin baik. Langkah itu diharapkan meredakan aksi panik jual yang saat ini terjadi di pasar saham.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai relaksasi yang diberikan OJK terkait persyaratan buyback saham hanya akan bertahan sementara. Pasalnya di tengah kondisi yang berat, emiten juga tidak bisa mengalokasikan dana yang besar untuk melakukan aksi buyback.
“Saya pesimis itu bisa menolong meskipun banyak pelaku yang menginginkan. Aksi ini lebih untuk meredam penurunan IHSG daripada mendongkrak ke potensi uptrend,” katanya kepada Bisnis.
Dia pun memperkirakan IHSG pada Selasa 10 Maret 2020 akan bergerak ke area support terdekat yakni 5.000 dengan level resistance 5.300. William merekomendasikan supaya investor menjauhi emiten-emiten sektor perbankan dan pertambangan untuk sementara waktu.
Sementara itu, Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi menjelaskan bahwa beberapa perusahaan tengah mengkaji rencana untuk melakukan buyback saham di tengah koreksi yang terjadi saat ini. Opsi itu menjadi sinyal positif untuk menjaga harga saham emiten.
“Secara fundamental tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan dari sisi domestik karena hingga saat ini suspect corona di Indonesia jumlahnya terbatas dan pemerintah sudah melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menjaga sisi pasokan dan permintaan terhadap kebutuhan bahan pokok, sehingga inflasi dapat tetap terjaga,” jelasnya melalui siaran pers.