Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan fluktuasi tajam harga minyak dunia ini menjadi perhatian serius pemerintah untuk terus dicermati perkembangannya. Namun, menurut Sri pelemahan harga minyak di satu sisi juga memiliki dampak positif. “Impor minyak kita kan cukup besar, berarti dengan penurunan harga akan jadi salah satu yang membuat beban Pertamina turun, dan ini akan terlihat juga dalam neraca pemerintah,” katanya.
Sri Mulyani pun masih enggan berspekulasi lebih jauh tentang potensi penurunan penerimaan negara akibat anjloknya harga minyak. “Kami lihat nanti pengaruhnya terhadap APBN setahun ini, sekaligus untuk proyeksi di 2021,” ucapnya. Dia menambahkan, banyak hal yang harus diformulasikan ke dalam perhitungan APBN secara keseluruhan, salah satunya adalah stimulus ekonomi yang disiapkan pemerintah.
Meski demikian, Sri mencoba realistis terhadap dampak merosotnya harga minyak dan pelemahan perekonomian domestik ini terhadap defisit APBN 2020. “Saat ini kami mengindikasikan defisitnya berada dalam kisaran 2,2 hingga 2,5 persen,” kata dia. Adapun, saat ini defisit APBN 2020 dipatok sebesar 1,76 persen dari produk domestik bruto (PDB). “Sumber penerimaan pajak nanti kita lihat, dinamika indikator lain seperti produksi minyak dan nilai tukar juga bergerak.”
HENDARTYO HANGGI