TEMPO.CO, Bandung - Pelapak online di situs Bukalapak yang mengambil keuntungan dengan memanfaatkan situasi akibat dampak virus Corona atau Covid-19 terancam sanksi. “Sanksinya bisa kita keluarkan dari platform,” kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, di Bandung, Ahad, 8 Maret 2020.
Rachmat menjelaskan, soal pemasangan harga memang menjadi hak pelapak di situs Buka Lapak. Namun untuk situasi saat ini, terkait isu virus Corona, para pelapak diminta agar tidak justru memanfaatkannya untuk mengambil keuntungan.
“Kami melakukan pengecekan supaya teman-teman di pedagang itu bisa tidak mengambil kentungannya, merugikan, bahkan berlebihan,” kata Rachmat.
Keputusan Bukalapak menjatuhkan sanksi itu tak lepas dari kecenderungan tak sedikit pedagang yang mengambil keuntungan berlebih dalam memanfaatkan momentum virus Corona belakangan ini. Masker dan hand sanitizer yang menjadi dua produk langka di pasaran otomatis harganya melonjak, termasuk di lapak online.
Salah satu cara yang dilakukan Bukalapak dalam melakukan monitoring adalah dengan mengembangkan algoritma untuk melakukan pemantauan aktivitas perdagangan alat-alat kesehatan yang saat ini jadi buruan masyarakat karena isu virus Corona. Rachmat memastikan sudah ada pedagang yang diberi sanksi take-down terkait kasus ini. “Sudah ada,” kata nya
Sebelumnya, usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kasus virus Corona pertama di Indonesia pada Senin lalu, harga masker di pasaran langsung meroket tajam. Di Pasar Glodok, Jakarta, harga masker jenis Nexcare isi 50 tembus Rp 850 ribu per kotak. Lalu, Sensi seharga Rp 450 ribu, dan Accurate Rp 400 ribu.
Lonjakan harga masker juga terjadi di toko online. Masker yang sama dijual dengan harga tinggi mulai dari Rp 131 ribu hingga Rp 315 ribu per boks dengan isi 50 masker.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) angkat bicara tentang melambungnya harga masker di pasaran sebagai buntut merebaknya wabah virus Corona. Ketua Pengurus YLKI Tulus Abadi mengaku banyak menerima pengaduan dan pertanyaan dari masyarakat terkait kondisi itu.
Apalagi, harga masker di pasaran meningkat hingga ratusan persen dengan stok yang terbatas. Tulus menuturkan hal ini merupakan sebuah tindakan yang tidak bermoral dan bentuk eksploitatif terhadap hak-hak konsumen karena mengambil untung secara berlebihan.
BISNIS