TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengatakan, pelambatan ekonomi yang dipicu banyak hal, terbaru akibat dampak wabah Virus Corona atau Covid-19, telah membuka peluang bagi pelaku usaha sektor mikro kecil dan menengah (UMKM). “Justru menurut saya ini opportunity,” kata dia, di Bandung, Ahad, 8 Maret 2020.
Teten menyebutkan tidak banyak UMKM yang terpukul oleh dampak ekonomi wabah corona yang terjadi di banyak negara. “Yang tidak banyak terpukul saya kira produk UMKM. Yang terpukul justru industri yang berbahan baku impor. Sekarang kita sudah batasi impor tertentu yang terkait dengan isu virus corona ini,” kata dia.
Berkaca dari sejumlah krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia, menurut Teten, sektor UMKM justru jadi penyelamat. Sederhananya, kata dia, kalau di situasi krisis, para pengusaha besar yang punya tabungan banyak akan menahan dananya.
"Tunggu waktu yang tepat untuk investasi baru. Kalau yang kecil-kecil ini kan mesti dapur mesti ngebul, untung sedikit juga gak apa-apa. Jadi dinamika ekonomi justru digerakkan oleh yang kecil-kecil ini,” kata Teten.
Oleh karena itu, pada situasi seperti saat ini, Teten menilai peluang UMKM untuk memainkan perannya lagi cukup besar. “Masuk di era pelambatan ekonomi, justru UMKM harus mengambil alih,” kata dia. “Justru karena ada virus Corona ini peluang UMKM besar. Karena banyak kebutuhan produk berbahan baku impor, termasuk konsumsi, yang bisa disubstitusi, atau digantikan oleh produk UMKM.”
Teten mengatakan, seluruh Kementerian yang terlibat di sektor UMKM ini sudah berembuk. “Kita sudah konsolidasi antar Kementerian. Ada 18 Kementerian yang ngurus UMKM ini,” kata dia.
Salah satu keputusannya, di antaranya mendorong pembiayaan untuk menggenjot UMKM. “Kita push saja supaya ada percepatan, supaya betul-betul UMKM menjadi penyelamat lagi situasi krisis ini,” kata Teten. Pembiayaan APBN untuk sektor UMKM tahun ini mendapat porsi besar yakni sekitar Rp 250 triliun.
Sebagian besar sumber pembiayaan tersebut berasal dari banyak sumber di APBN. Yang terbesar misalnya KUR yang tahun ini anggaran yang disediakan pemerintah menembus Rp 190 triliun. “Di tempat saya ada RP 1,7 triliun, totalnya sebenarnya Rp 8 triliun dalam bentuk dana bergulir,” kata dia.