TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Sandiaga Uno mengatakan pemerintah harus realistis dalam menetapkan target kemiskinan. Hal itu merepons pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menargetkan kemiskinan turun jadi 0 persen pada 2024.
"Saya suka target-target yang ambisus, tapi kita harus realistis dan menurut saya kalau ke nol persen di 2024 meski harus jujur," kata Sandiaga usai diskusi Corona dan Kondisi Kebutuhan Pokok Kita di The Maj Senayan, Sabtu, 7 Maret 2020.
Dia mengatakan langkah untuk menghapuskan kemiskinan itu bagus. Namun, untuk dapat ke nol persen dalam tiga sampai empat tahu perlu dilihat kembali, karena saat ini kemiskinan ada di 9 persen.
"Walau kita optimis, tapi kita harus realistis. Karena di Jakarta saja tingkat kemiskinan 3-3,4 persen dan kita ada dalam taraf keraknya kemiskinan itu yang paling susah diturunkan dan harus dibidik dengan kebijakan pendidikan, kebijakan kesehatan, juga membangun kekuatan ekonomi keluarga," ujar Sandiaga yang juga mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Menurut dia, semua pihak harus duduk bersama-sama untuk melihat angka realistisnya kemiskinan di 2024. Dia sejutu kemiskinan harus dihapuskan atau diturunkan secara signifikan. Hal itu bertujuan supaya Indonesia benar-benar menjadi negara maju.
"Karena kan kita sekarang hanya label yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada kita. Padahal kalau kita lihat angka kemiskinan, angka stunting berapa target SGD's kita belum sampai ke sana," ujar dia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen alias sudah tidak ada lagi pada 2024 mendatang.
"Pada 2024, masyarakat di posisi kemiskinan ekstrem harus 0 persen," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu, 4 Maret 2020.
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat angka kemiskinan pada September 2019 mencapai 9,22 persen. Angka ini turun 0,19 persen poin dibanding Maret 2019 dan menurun 0,44 persen poin dibanding September 2018. "Angka di bawah 10 persen ini adalah pencapaian yang sangat baik, tapi kerja kita belum selesai," ujar Jokowi.
HENDARTYO HANGGI | DEWI NURITA