TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri ternyata satu suara dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait dampak dari wabah virus corona ( Covid-19). Keduanya menilai dampak virus corona akan lebih buruk daripada krisis ekonomi global pada tahun 2008.
Senada dengan Sri Mulyani, Faisal Basri mengatakan, selain sudah menyebar ke 90 negara, wabah tersebut juga tidak dapat diselesaikan hanya dengan memberikan kebijakan fiskal. "Virus corona membuat kebijakan ekonomi tumpul. Dalam konteks seperti itu, saya setuju dampaknya lebih buruk dari krisis ekonomi 2008," kata dia di ITS Tower, Jakarta Selatan, Jumat 6 Maret 2020.
Faisal Basri menjelaskan, wabah virus corona telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi hampir semua negara melambat. Menurut catatannya pertumbuhan ekonomi global akan turun dari yang sebelumnya di angka 3,3 persen menjadi 3,2 persen.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun, yang semula diperkirakan bisa menembus angka 5 persen, bakalan anjlok di angka 4,8 persen. Adapun negara yang mengalami pelambatan terburuk adalah India yang sebelumnya diprediksi tumbuh 6,2 persen, kemungkinan hanya akan mampu mencapai 5,1 persen.
"Jadi ada kemungkinan Cina itu mengalami pertumbuhan ekonomi negatif dan itu hampir setengah abad tidak terjadi," kata dia.
Perlambatan ekonomi ini, kata Faisal, masih diperburuk dengan kepanikan yang terjadi masyarakat. Sehingga terjadi panic buying atau belanja secara tidak terkontrol di berbagai kota di Indonesia. "Virus corona menyebar terus dan yang lebih parah itu kepanikan masyarakat," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah menilai bahwa penanganan dampak virus corona (Covid-19) lebih rumit ketimbang saat krisis ekonomi global pada 2008. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut hal ini disebabkan virus corona memberikan dampak langsung kepada manusia.
Menurut Sri Mulyani, krisis ekonomi global pada 2008 disebabkan oleh lembaga keuangan, seperti perbankan dan pasar modal. Sentimen kepada lembaga keuangan itu mempengaruhi stabilitas ekonomi dunia.
Sementara itu, virus corona langsung mengancam keselamatan dan kesehatan serta menghambat mobilitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Virus ini berdampak pada penutupan pabrik hingga sekolah ditutup demi mencegah penyebaran virus. Akibatnya sektor ekonomi riil tergerus seperti industri penerbangan, hotel hingga manufaktur.
"Kami harus memberikan ketenangan dengan menjelaskan ancaman atau risiko terhadap masyarakat," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.
EKO WAHYUDI l BISNIS