TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perekonomian Indonesia selalu mengalami hambatan setiap akan berlari kencang. Sebabnya, saat ini Indonesia masih terlilit defisit neraca transaksi berjalan.
"Setiap perekonomian Indonesia hendak berlari kencang, selalu ada yang mengerem yang disebabkan karena tungkainya yang lemah yaitu CAD (Current Account Deficit) atau defisit transaksi berjalan," ujar Sri Mulyani melalui akun instagramnya @smindrawati , Jumat, 6 Maret 2020.
Yang menjadi penyebab utama masalah CAD tersebut, tutur Sri Mulyani adalah sisi produktifitas dan daya saing Indonesia masih lemah karena kualitas sumber daya yang masih rendah dan infrastruktur yang kurang memadai. Ditambah lagi birokrasi yang tidak sederhana dan efisien.
"Hal ini diukur dari ICOR (Incremental Capital Output Ratio) Indonesia yang nilainya 6 lebih. Artinya untuk menghasilkan satu output dibutuhkan capital sebanyak enam kali lipat sehingga menambah biaya bagi produsen," tutur Sri Mulyani.
Oleh karena itu, bekas Direktur Bank Dunia itu tidak boleh bekerja secara rutin dan seperti biasa. Ia mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo yang ingin melakukan transformasi melalui perbaikan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur atau konektifitas.
Hal ini dilakukan dengan antara lain fokus belanja pada peningkatan sektor SDM seperti pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan. "Konektifitas untuk jalur logistik juga diperlancar dengan membangun jalan tol, bandara, pelabuhan dan jembatan," kata Sri Mulyani.
Dari sisi perpajakan, ia menuturkan pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal pada sektor yang mendukung SDM dan infrastruktur melalui insentif pajak dengan pengurangan, pembebasan atau fasilitas pajak. "Kebijakan di bidang perdagangan juga harus menyesuaikan agar terjadi akselerasi," kata Sri Mulyani.
CAESAR AKBAR