TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati mengimbau negara lain untuk mengikuti langkah Bank Sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve (The Fed) dalam merespons ancaman ekonomi dari penyebaran virus corona.
Selain itu, langkah ini juga untuk memenuhi kebutuhan akan kebijakan yang lebih beragam dalam mengatasi masalah ekonomi. "Kami membutuhkan respons kebijakan yang tersinkronisasi dan terkoordinasi - moneter, fiskal, perdagangan dan investasi - untuk mengatasi pelemahan pertumbuhan karena pandemi oleh sejumlah negara besar," kata Sri Mulyani seperti dilansir Bloomberg, Rabu 4 Maret 2020.
Sebelumnya, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps). Ini merupakan pemangkasan suku bunga pertama sejak 2008.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menegaskan pihaknya tidak ada rencana untuk melakukan rapat darurat terkait dengan suku bunga. Namun, BI menekankan langkah-langkah yang sudah diambil sebelumnya untuk mendongrak likuiditas. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menuturkan bank sentral akan tetap berada di pasar untuk mengatasi volatilitas kurs.
"Kami tidak ingin melihat pergerakan yang terlalu besar, kami ingin memperhalus pergerakan rupiah," ujar Destry.
Dalam RDG bulan lalu, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen. Untuk mendorong transmisi penurunan suku bunga ke perbankan, BI dan OJK serta pemerintah akan melakukan pertemuan dengan perbankan pagi ini, Kamis 5 Maret 2020.
"Kemarin kita bicara soal bagaimana tata cara kredit/klasifikasi kredit. Kami akan ketemu dengan OJK dan perbankan, bagaimana penurunan suku bunga di perbankan karena suku bunga turun," ujar Perry, Rabu kemarin.
BISNIS