Tempo.Co, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan telah meminta perbankan memberi keringanan penerbitan letter of credit atau LC untuk eksportir dan importir bahan baku. Upaya ini dilakukan untuk menjaga laju perdagangan di tengah meluasnya penyebaran virus corona.
"Saya sudah bicara dengan Gubernur Bank Indonesia, Kementerian BUMN, dan Himbara agar industri diberikan keringanan cost untuk L/C," kata Agus di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Maret 2020.
Agus mengatakan keringanan L/C merupakan salah satu cara yang disiapkan pemerintah untuk memudahkan industri mendapatkan bahan baku. Ia mengakui, saat ini industri menghadapi ancaman kelangkaan, khususnya untuk pasokan bahan baku dari Cina lantaran sejumlah pabrik tidak berproduksi.
Ia merinci, bahan baku industri dari Negeri Tirai Bambu menempati porsi 30 persen dari keseluruhan impor bahan baku di Indonesia. Dengan kelangkaan ini, Agus khawatir akan terjadi kesemrawutan rantai pasokan.
"Akan ada rebutan dari produk-produk yang butuh impor bahan baku karena demand tinggi tapi supply kecil," katanya.
Seandainya bahan baku tiris, kegiatan ekspor pun ditengarai akan terganggu.
Keringanan L/C merupakan bagian dari upaya pemerintah menyusun paket kebijakan ekonomi. Dalam paket ini, pemerintah akan menyederhanakan aturan larangan pembatasan atau tata niaga terkait ekspor.
Pemerintah juga akan melonggarkan pembatasan impor, khususnya untuk impor bahan baku agar tidak terkendala dalam pengiriman stok. Selanjutnya, pemerintah akan melakukan percepatan impor. Dengan begitu, pemerintah akan mengurangi syarat pemeriksaan untuk importir yang memiliki reputasi tinggi dengan riwayat risiko yang rendah.