TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto merespons ihwal panic buying yang terjadi sejak Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan ada warga negara Indonesia di dalam negeri yang terjangkit virus Corona atau Cofid 19. Dia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi hal itu.
"Termasuk tidak untuk melakukan hal itu, karena dapat merugikan masyarakat sendiri dan mendorong ketidakstabilan harga yang disebabkan ketidakseimbangan pasokan," kata Agus di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020.
Dia berharap masyarakat belanja sesuai dengan kebutuhan. Pemerintah, kata dia, juga akan memastikan pasokan barang terpenuhi.
Adapun dia mengatakan dampak dari virus corona membuat permintaan, pasokan dan produk rusak. Menjelang puasa dan lebaran ini, dia terus menjaga momentum untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok masyarakat dan industri.
"Harus terpenuhi dengan harga yang terjangkau," ujarnya.
Senin kemarin, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kasus positif virus corona di Indonesia. Jokowi menyebut dua warga negara Indonesia tertular virus corona dari warga Jepang yang positif Corona, kemudian bertandang ke Indonesia beberapa waktu lalu. Saat ini, dua orang tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Agus juga berharap eksportir dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Pemerintah mengharapkan eskportir untuk memprioritaskan pemenuhan masker di dalam negeri saat ini," kata Agus.
Sebelumnya, Agus juga mengimbau kepada para produsen untuk tidak menaikkan harga jual masker kepada masyarakat pada saat mewabahnya virus corona di Indonesia. "Imbauan ini juga ditujukan kepada distributor dan penjual pengecer," ujar Agus.
Imbauan untuk tidak menaikkan harga jual ke masyarakat karena wabah virus corona, kata Agus, berlaku juga untuk produk cairan pencuci tangan atau hand sanitizer. "Imbauan yang sama juga berlaku pada pejualan handsanitizer ini yang tengah dibutuhkan masyarakat," tuturnya.
HENDARTYO HANGGI