TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah berupaya menjaga industri manufaktur tetap beroperasi di dalam negeri di tengah wabah Covid-19 di dunia, salah satunya dengan menurunkan tarif bea masuk untuk produk bahan baku industri.
"Bea masuk khusus untuk bahan baku industri akan diturunkan. Kalau kami bisa dihapus sama sekali itu akan baik, paling tidak akan diturunkan. Prinsipnya, sudah diputuskan," kata Menperin di Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020.
Agus menyampaikan, Cina yang tengah dilanda corona menjadi salah satu negara pemasok bahan baku terbesar untuk industri di Indonesia.
Dengan wabah Covid-19, disinyalir kegiatan manufaktur di Cina akan terganggu. Akibatnya, berbagai negara mitra Cina, termasuk Indonesia perlu mencari alternatif pasokan bahan baku dari negara lain.
Pada kondisi ini, diprediksi akan terjadi kenaikan harga bahan baku industri, karena akan diburu oleh industri dari berbagai negara, yang menjadi mitra dagang Cina.
"Saat tidak ada corona saja, semua mencari bahan baku dari Cina, karena dia sangat kompetitif dari segi harga sehingga, jika Cina tidak bisa, dari negara lain pasti lebih mahal," kata dia.
Dengan penurunan bea masuk, harga bahan baku yang tinggi tersebut diharapkan tidak akan lebih tinggi ketika masuk Indonesia karena pengenaan bea masuk. "Sehingga tidak memberatkan industri," kata dia.
Menperin menambahkan, pemerintah juga telah berbicara dengan Bank Indonesia dan Kementerian BUMN untuk menekan surat penyertaan yang dikeluarkan oleh bank kepada eksportir atau Letter of Credit (L/C).
"Jadi, kalau LC sebagai bagian dari struktur cost itu bisa ditekan, tentu dia akan membuat biaya lebih rendah dari biaya yang harus dikeluarkan," ujar Agus.
ANTARA