TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia alias Aprindo Roy N Mandey mengimbau masyarakat tidak berlebihan dalam belanja alias melakukan panic buying karena ketakutan menyusul pengumuman adanya warga negara Indonesia yang terjangkit virus Corona.
"Tindakan yang berlebihan justru membuat kepanikan baru yang tidak perlu terjadi di saat seluruh kebutuhan masyarakat bisa tetap terpenuhi dan tercukupi dengan baik," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, 2 Maret 2020. Roy mengatakan anggota peretail Aprindo, yakni toko swalayan modern, selalu siap dan cukup dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun non-pangan masyarakat di Indonesia.
Ketimbang belanja berlebihan, Roy mengatakan hal terpenting yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga, serta tidak cepat terpengaruh hoaks atau berita yang tidak terpercaya. Ia meminta masyarakat hanya percaya dan mengikuti berita yang disampaikan pemerintah melalui jaringan media terpercaya.
Roy juga meminta agar peretail anggota asosiasinya tetap melayani kebutuhan masyarakat serta mengambil tindakan atau kebijakan yang dianggap perlu untuk memastikan bahwa kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan cukup dan baik.
Berdasarkan pantauan Tempo, sebagian memang menyerbu pasar swalayan untuk memborong sejumlah kebutuhan. Supermarket Tip Top di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, menjadi salah satu gerai yang dipadati pembeli. Kepadatan terasa sejak Tempo mendekati lokasi pada Senin malam. Mobil mengantre menjemput orang-orang yang kelar berbelanja.
Baca Juga:
Parkir mobil dan motor di sekitar lokasi tersebut pun tak kunjung kosong menjelang waktu tutupnya supermarket, yaitu pukul 21.30 WIB. Di dalam, hampir semua gerai kasir diwarnai antrean yang mengular. Padahal, hingga malam, setidaknya 27 kasir diberdayakan untuk melayani serbuan pembeli. Seorang pegawai supermarket mengatakan antrean panjang sudah terjadi sejak sore hari.
Seorang pengunjung, Anggi, 28 tahun, mengaku meluncur ke supermarket untuk berbelanja pasokan kebutuhan pokok tambahan, menyusul pengumuman adanya warga negara Indonesia yang positif terjangkit Virus Corona. "Ya prepare saja karena pemerintah sudah mengumumkan adanya warga yang terjangkit Corona," ujar perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai kantor swasta itu.
Ia mengaku langsung merapat ke supermarket sepulang kerja, sekitar pukul 19.00 WIB. Kunjungan kali ini, menurutnya, adalah kunjungan tambahan setelah dia sebelumnya memborong pasokan untuk kebutuhan bulanan beberapa hari lalu.
Anggi memang cukup mengikuti perkembangan penyebaran penyakit pernafasan itu. Karena itu, selain mengincar sejumlah kebutuhan pokok seperti miyak, makanan ringan, hingga susu, ia pun mengincar untuk menyetok cairan antiseptik.
"Tadi saya cari hand sanitizer, tapi sudah tidak ada, jadi saya cari body wash saja," kata Anggi yang sepanjang berbelanja telah mengenakan masker berwarna hijau di wajahnya. Sepanjang pemantauan dia, tak hanya cairan antiseptik yang menjadi bidikan pembeli, melainkan juga susu steril dalam kaleng.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui bahwa sudah ada kasus positif virus Corona di Indonesia. Jokowi menyebut dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang ini tertular dari warga negara Jepang yang positif Corona, kemudian bertandang ke Indonesia beberapa waktu lalu. Saat ini, dua orang tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara.