TEMPO.CO, Jakarta - Dampak wabah virus Corona (Covid-19) turut memukul dan menyeret turun kinerja manufaktur sejumlah negara di Asia, setelah merontokkan aktivitas manufaktur di Cina. Bagaimana dampaknya ke industri manufaktur di Indonesia?
Survei manajer pembelian yang dirilis oleh IHS Markit pada hari ini menunjukkan data penurunan tajam dalam produksi Korea Selatan dan Jepang. Dua negara tersebut selama ini mencatat jumlah kasus virus Corona yang terus bertambah di luar Cina.
Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Korea Selatan turun ke level terendah empat bulan di 48,7 pada Februari 2020 dari 49,8 pada Januari 2020. Adapun PMI manufaktur Jepang yang dirilis Jibun Bank Japan turun ke 47,8, angka terendah sejak Mei 2016.
Sementara itu, PMI manufaktur Taiwan turun ke bawah level 50, batas pemisah antara ekspansi dan kontraksi, Thailand dan Malaysia tetap bertahan di bawah level 50, dan PMI Vietnam turun ke level terendah lebih dari enam tahun di 49. Data sentimen manufaktur tersebut menunjukkan bagaimana virus Corona berdampak di seluruh kawasan Asia, mengganggu rantai pasokan dan menekan permintaan.
Pembatasan perjalanan diberlakukan di mana-mana, aktivitas sekolah dan bisnis di wilayah itu ditutup, dan pemerintah negara-negara Asia ramai-ramai melancarkan stimulus guna menopang perekonomian mereka.
Sebelumnya, menurut data yang dirilis Biro Statistik Nasional Cina pada Sabtu pekan lalu menunjukkan indeks manufaktur di negara tirai bambu itu terperosok ke 35,7. Angka itu merupakan rekor terendah dibanding level 50 pada Januari tahun ini.
Kepala Ekonom Bloomberg untuk wilayah Asia Chang Shu berharap PMI Cina akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang. "Namun gangguan terus-menerus pada rantai pasokan dan pelemahan ekonomi China dapat menekan negara-negara regional untuk beberapa waktu. Diperkirakan akan ada dukungan kebijakan di China dan seluruh Asia,” katanya.
Penurunan tajam ini menandakan kontraksi untuk kuartal pertama yang lebih buruk dari perkiraan, dengan ekonom Nomura Holdings Inc. memproyeksikan ekonomi Negeri Tirai Bambu akan menyusut 2,5 persen pada kuartal I/2020 dari periode sebelumnya. Menyusul data PMI yang dirilis IHS Markit itu, pasar global semakin dilanda kekhawatiran atas dampak virus corona.
Baik pasar ekuitas dan imbal hasil obligasi merosot pada perdagangan pagi ini, Senin, 2 Maret 2020. Bursa saham Jepang dibuka lebih rendah 1,3 persen dan indeks futures S&P 500 AS merosot lebih dari 1 persen. Sinyal dari bank sentral AS Federal Reserve pada Jumat pekan lalu yang membuka peluang pelonggaran kebijakan tak memberi dorongan positif yang signifikan.
Di tengah kemerosotan aktivitas manufaktur di Asia, Indonesia dengan PMI manufaktur berekspansi menjadi 51,9 pada Februari 2020. Angka itu naik ketimbang level 49,3 pada Januari 2020 atau ekspansi pertama sejak Juni 2019.
Angka indeks tersebut dirilis sebelum Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan ada dua warga negara indonesia atau WNI positif terpapar virus Corona. Pada siang hari ini, kepala negara mengumumkan kedua orang ini adalah perempuan berusia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun. Mereka adalah ibu dan anak tertular virus dari orang Jepang yang kini berada di Malaysia.
BISNIS