TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada hari ini diprediksi bakal menguat ke level 5.500 setelah sepanjang pekan lalu terperosok dalam. Penguatan ideks didorong oleh sentimen global maupun domestik.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan sentimen Virus Corona bakal tetap membayangi kinerja IHSG di pekan pertama Maret 2020. Dalam hitungannya, ia memprediksi level support IHSG akan berada di area 5.288 sampai dengan 5.400 sedangkan level resistance di area 5.500 sampai 5.600.
"Kami melihat ada potensi IHSG mengalami penguatan. Pelaku pasar kami sarankan tidak perlu terlalu panik karena sebenarnya yang sembuh dari virus corona lebih banyak dibandingkan yang meninggal dunia," kata Hans dalam riset, Ahad, 1 Maret 2020.
Namun begitu, Hans mengakui bila virus Corona pasti akan berdampak terhadap perekonomian. Kekhawatiran berlebih bakal menyebabkan tekanan besar pada perekonomian dan pasar keuangan.
Hans menjelaskan, bagi investor yang punya horizon waktu lebih dari dua tahun ini adalah periode yang bagus untuk mencicil saham berfundamental bagus. Ia menyebutkan peluang selalu datang dari koreksi tajam di pasar akibat ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan.
Kecemasan pelaku pasar, menurut dia, terjadi karena penyebaran virus korona saat ini tumbuh lebih cepat di luar Cina yang menimbulkan kekhawatiran pada pasokan barang dan permintaan konsumen turun lebih besar dari estimasi sebelumnya. Di sisi lain, langkah OJK telah mengizinkan emiten melakukan buyback saham tanpa rapat umum pemegang saham akan menjadi sentimen domestik.
Hal ini memberikan sinyal positif ketika sebuah emiten mengumumkan rencana buyback karena mengindikasikan saham mereka sudah murah.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan otoritas sudah memiliki protokol dalam menghadapi tren penurunan di pasar saham. Dia menyebut, protokol telah disiapkan bila tren negatif berlanjut hingga batas tertentu.
“Tenang saja kami sudah punya protokolnya, ya. Kalau sudah melebihi threshold turunnya ya itu ada berapa yang bisa kami lakukan. Kami bisa membolehkan buyback (tanpa melalui RUPS)," ujar Wimboh di Jakarta, Jumat pekan lalu.
Head of Marketing & Retail PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari mengatakan pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis guna menghasilkan kebijakan yang dapat kembali menggairahkan pasar. Pasalnya, katalis negatif yang berasal dari luar negeri terus datang menghantam pasar saham Indonesia akan semakin menurunkan kepercayaan investor.
Selama Februari 2020, transaksi pialang saham memang turun 8,3 persen secara bulanan menjadi Rp 278,45 triliun. "Kami harap regulator pasar dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan optimal yang akan memulihkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia," kata Paramita.
BISNIS