TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan Indonesia berpotensi mendapat tambahan sumber daya mineral seumpama pengajuan tambahan batas landas kontinen ke PBB disetujui.
"Di wilayah itu ke depan ada saja potensi mineral, migas, yang bisa diolah untuk generasi 10-20 tahun yang akan datang," ujar Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Februari 2020.
Indonesia akan mengajukan tambahan batas landas kontinen untuk wilayah utara Papua, barat Sumatera, dan Laut Jawa ke PBB dalam waktu dekat. Klaim tersebut bakal dipresentasikan secara resmi di depan Komisi Batas Landas Kontinen PBB pada 4 Maret mendatang di Amerika Serikat.
Luhut mengatakan pemerintah belum melakukan survei khusus terhadap potensi SDA yang terdapat di wilayah yang dimaksud. Namun, ia yakin potensi di titik perluasan ini akan berjumlah besar, seperti yang didapat oleh Singapura dan Korea Selatan saat kedua negara itu melakukan pengajuan yang sama.
Sebelum pengajuan tersebut diajukan ke PBB, Luhut memastikan pemerintah bakal melobi negara-negara di sekitar wilayah perluasan landas kontinen agar tak terjadi tumpang tindih. Misalnya dengan Papua Nugini, Micronesia, dan Palau yang berbatasan langsung dengan kawasan utara Papua.
"Kami sudah mulai lobi. Dengan Palau sudah ketemu 6 Agustus lalu. Tinggal dua negara yang tumpang tundih (Papua Nugini dan Micronesia) akan ketemu sebelum ke PBB nanti," ujarnya.
Adapun untuk segmen utara Papua, Indonesia akan berpotensi memperoleh tambahan luas landas kontinen sebesar hampir 200 kilometer persegi. Bila dihitung, wilayah perluasan tersebut lebih besar dari luas Pulau Sulawesi.
Sedangkan untuk segmen barat Pulau Sumatera, Indonesia akan mengajukan perluasan yang lebih besar dari segmen utara Papua. Tambahan luas landas kontinen di barat Pulau Sumatera terhitung lebih dari 200 kilometer persegi.
Luhut memperkirakan, proses di PBB tidak akan berlangsung lama. "Seperti submisi sebelumnya, sekitar 3-4 tahun," tuturnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA