Tempo.Co, Jakarta - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia berencana memangkas frekuensi penerbangan ke Arab Saudi dalam waktu dekat. Kebijakan itu merupakan langkah mitigasi yang disiapkan perseroan untuk menambal kerugian akibat penyetopan sementara izin umrah.
"Saat ini penumpang kami masih banyak yang berada di Arab Saudi. Kalau seluruhnya sudah pulang dan penumpang mulai berkurang, pasti kami akan pangkas frekuensi," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat dihubungi Tempo pada Jumat, 28 Feberuari 2020.
Irfan menjelaskan, Garuda Indonesia saat ini memiliki frekuensi penerbangan sebanyak delapan kali per hari untuk rute Indonesia-Arab Saudi-Indonesia. Sebanyak empat frekuensi merupakan rute pergi dan empat lainnya adalah rute kembali.
Akibat penyetopan sementara izin umrah tersebut, Irfan mengakui maskapainya akan merugi cukup dalam. Sebab, saat ini maskapai mesti beroperasi normal untuk mengangkut penumpang yang masih berada di Arab Saudi untuk kembali ke Indonesia. "Jadi, maskapai kami terbang kosong ke Arab Saudi dan baru terisi saat kembali," tuturnya.
Tanpa menyebut besarannya, Irfan menyatakan potensi kerugian itu berasal dari ongkos produksi, biaya pendaratan pesawat, hingga biaya leasing. Irfan menyebut, salah satu cara yang paling efektif adalah mengurangi frekuensi. Ia memperkirakan kebijakan itu akan dieksekusi dalam waktu tujuh hari ke depan.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi sebelumnya telah menyetop izin kunjungan ibadah umrah dan akses ke makam Nabi Muhammad di Madinah. Penyetopan sementara ini dilakukan sebagai akibat mewabahnya virus Corona di pelbagai negara.
Beberapa negara yang dianggap berisiko menyebarkan virus Corona adalah Cina, Iran, Italia, Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, Pakistan dan Afghanistan. Selain itu Irak, Filipina, Singapura, India, Lebanon, Suriah, Yaman, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Somalia, dan Vietnam.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS