TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo angkat bicara soal kejatuhan indeks harga saham gabungan atau IHSG di dalam negeri. Ia menyebutkan penurunan indeks tak lak lepas dari sentimen global, terutama penyebaran wabah virus Corona yang makin meluas.
Perry menyebutkan, saat ini wabah tersebut tidak hanya menjangkiti warga Cina, tetapi juga menyebar ke Korea Selatan, Perancis, hingga Brasil. "Kita tahu harga saham turun sejak akhir Januari hingga Februari sekitar 20 persen menjadi (level) 5.650," katanya di kompleks Bank Indonesia, Jumat, 28 Februari 2020.
Sepanjang periode tahun berjalan atau sejak awal Januari 2020, IHSG sudah terkoreksi -15,09 persen. Sementara secara tahunan, IHSG sudah terjerembab hingga -17,98 persen.
Menurut Perry, penyebaran Covid-19 berdampak besar terhadap perilaku investor global, khususnya terkait kepemilikan portofolio investasi di banyak negara, termasuk Indonesia. Seiring meluasnya penyebaran virus Corona, kata dia, investor asing cenderung menjual instrumen investasi saat ini.
Menyikapi hal itu, Perry mengatakan bank sentral akan terus memantau situasi di pasar sampai kondisi kembali stabil. Namun begitu, ia yakin pengaruh negatif Covid-19 di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia, seperti Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Singapura, dan Malaysia. "Investor cenderung jual dulu, outflow dulu. Kalau kondisi mulai membaik, mereka masuk lagi," katanya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren penurunan ke area 5.300 pada perdagangan sesi pertama hari ini. Pada pukul 11:30 WIB atau sesi I perdagangan harian, IHSG terkoreksi 4 persen atau 223,73 poin ke level 5.311,96. Ini merupakan level terendah sejak 31 Januari 2017 di posisi 5.294,1.
BISNIS