TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat mencatat sekitar 200 biro umrah di wilayahnya telah terdampak kebijakan Arab Saudi. Seperti diketahui, pemerintah Arab Saudi telah menghentikan pelayanan umrah sejak Kamis 27 Februari 2020 kemarin, untuk mencegah penyebaran virus corona di Tanah Suci.
Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Wilayah Jawa Barat Ajam Mustajam mengatakan, saat ini memang waktu puncak keberangkatan umrah. Sehingga, kemungkinan kebijakan Arab Saudi itu berdampak bagi puluhan ribu calon jamaah umrah.
"Kisaran hampir 200 travel, untuk jamaah saya belum bisa memastikan angkanya tapi di bulan Rajab ini tren-nya memang naik, termasuk di bulan puasa dan libur sekolah," kata Ajam di Bandung, Jumat 28 Februari 2020.
Dia mengatakan pihaknya telah diminta Kemenag pusat untuk mendata agen umrah terlebih dahulu karena banyak agen yang telah memesan tiket sebelum ada kebijakan tersebut. "Kemungkinan sudah ada yang booking transportasi dan akomodasi jauh-jauh hari sebelum ada larangan," kata Ajam lagi.
Menurut dia, belum ada instruksi teknis secara langsung terkait penanganan kendala wisata umrah tersebut. Soal ganti rugi, akan ditangani oleh pihak agen umrah karena pihak Kemenag hanya memberi bantuan secara perlindungan hukum. "Ganti rugi dan semacamnya itu ada di pihak travel karena hampir 100 persen umrah diselenggarakan oleh swasta," katanya.
Dengan demikian, Kemenag berharamp masyarakat dapat memahami kebijakan yang diberlakukan untuk mengantisipasi virus corona itu. Apalagi larangan juga diberlakukan kepada seluruh calon jemaah umrah di dunia, bukan hanya Indonesia.
"Sejauh ini belum ada (keluhan dari masyarakat), karena ini kan sudah kebijakan Arab Saudi yang tujuannya untuk menyelamatkan semua pihak," kata Ajam.
ANTARA