TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia menyiapkan sejumlah langkah dalam merespons pergerakan pasar domestik, mulai dari melakukan analisis hingga memberhentikan perdagangan untuk sementara. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi pasar berdasarkan indikator penurunan indeks harga saham gabungan atau IHSG.
Direktur Bursa Efek Indonesia atua BEI Laksono Widodo mengatakan pihaknya memiliki tahapan prosedural crisis management protocol (CMP) untuk mengantisipasi pasar tersebut. Sesuai prosedur, kata Laksono, ketika pasar turun lebih dari 2 persen, BEI melakukan pemantauan pasar (market watch).
Otoritas BEI lalu menganalisa berbagai sentimen yang menekan indeks untuk mencari penyebabnya, baik dari faktor global maupun domestik. “Yang penting kita tahu alasannya. Yang kita takutkan ,ini market turun, tapi nggak tahu ada apa,” kata Laksono, Kamis, 27 Februari 2020.
BEI, menurut Laksono, hingga kini terus mengamati pasar secara ketat. Namun, jika kondisi pasar terus tergerus dan penurunan berlanjut, BEI juga akan mulai melakukan langkah selanjutnya.
Jika penurunan indeks menyentuh 5 persen, Laksono menyebut hal itu sudah masuk masa krisis. BEI akan mulai berkoordinasi dengan stakeholder bursa seperti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk mendiskusikan langkah selanjutnya dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kemudian jika pasar terus turun hingga level 7,5 persen maka BEI akan mengambil keputusan bersama-sama dengan OJK dan Kementerian Keuangan karena di level ini masalah bukan hanya berasal dari pasar modal saja. CMP juga sudah akan mulai dijalankan. “Kalau turun terus sampai level 10 persen, maka pasar akan ditutup atau disuspensi untuk sementara,” ucapnya.
Laksono menilai saat ini pasar belum memasuki tahapan kritis dan mereka masih melakukan pemantauan. Penurunan IHSG hingga kini lebih diakibatkan oleh tekanan dari global akibat makin luasnya wabah Virus Corona atau Covid-19.
IHSG terperosok jauh di bawah level 5.600 pada akhir perdagangan hari ini, Kamis, 27 Februari 2020. Data Bloomberg menunjukkan pergerakan IHSG ditutup melemah 2,69 persen atau 153,23 poin ke level 5.535,69 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan kemarin, IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.688,92 dengan kemerosotan 1,70 persen atau 98,22 poin, penurunan hari keempat berturut-turut sejak perdagangan 21 Februari.
Indeks mulai melanjutkan pelemahannya pada Kamis (27/2) pagi dengan dibuka terkoreksi 0,15 persen atau 8,48 poin di posisi 5.680,44. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.526,82-5.684,29.
Keputusan pemerintah mengalokasikan anggaran Rp10,3 triliun untuk stimulus menghadapi dampak ekonomi virus corona dinilai belum berhasil mendorong IHSG. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pemerintah sebaiknya memberikan stimulus yang dapat menggenjot pertumbuhan konsumsi dan sejumlah sektor yang memiliki potensi besar.
Nafan mencontohkan industri manufaktur dan pariwisata perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mendapatkan insentif. “Sektor-sektor ini nantinya akan membantu kemampuan pemerintah dalam berekspansi,” ujarnya.
BISNIS