TEMPO.CO, Jakarta - Wabah Virus Corona baru atau COVID-19 diklaim hanya berdampak sedikit terhadap transaksi penjualan di platform digital perusahaan Bukalapak. Pasalnya, selama ini hanya sedikit merchant yang mengimpor bahan baku dari luar negeri.
“Saat ini iya (sedikit terdampak) tapi karena di Bukalapak banyaknya barang lokal jadi boleh dibilang kecil dampaknya," kata Co-Founder Bukalapak Fajrin Rasyid, Kamis, 27 Februari 2020. "Kita masih tumbuh daripada tahun lalu.”
Fajrin mengatakan beberapa produk fesyen milik merchant di Bukalapak melakukan impor kain dari luar negeri untuk diolah menjadi garmen. Walhasil, jika wabah Virus Corona berlangsung terlalu lama, maka stok bahan akan habis. “Sekarang kan enggak bisa impor, jadi akan berefek 2-3 bulan ke depan,” ujarnya.
Di sisi lain, Fajri meyakinkan pertumbuhan Bukalapak masih baik melalui transaksi merchant yang mengolah dan menjual produk dari dalam negeri, seperti furnitur dari Jawa Tengah dan makanan dari Lombok. “Bukalapak masih baik karena banyak mengambil barang dari dalam negeri karena kan yang terpengaruh dari luar negeri."
Bahkan, menurut Fajrin, pada bulan-bulan terakhir ini pertumbuhan Bukalapak masih bagus dan mengalami kenaikan sebab mayoritas merchant masih mengolah bahan baku dari dalam negeri. “Untuk bulan-bulan terakhir sih masih bagus dan naik. Mungkin Virus Corona ini belum terlalu banyak dan merchant-merchant Bukalapak banyak berasal dari dalam negeri,” katanya.
Lebih jauh, Fajrin berharap wabah Virus Corona dan berbagai faktor eksternal lain yang berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi dapat segera teratasi sehingga industri e-commerce mampu tumbuh lebih cepat. “Kami berharap hal-hal seperti Virus Corona bisa cepat teratasi karena saya yakin industri e-commerce termasuk BukaLapak akan tumbuh lebih cepat dibandingkan tahun lalu,” katanya.
Sepanjang tahun 2019 transaki Bukalapak melonjak 60 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu di antaranya disumbang oleh pendapatan di momen Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
ANTARA