TEMPO.CO, Jakarta - Saat memberikan kata sambutan dalam Devcon/Digital Economy Summit 2020, Presiden Joko Widodo sempat mempromosikan ibu kota baru. Di depan perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft, Presiden Jokowi memamerkan konsep ibu kota baru Indonesia yang akan mengimplementasikan teknologi digital serta bebas banjir dan macet.
Jokowi mengajak seluruh tamu undangan dalam acara tersebut untuk ikut andil dalam kisah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. "Peluangnya sangat terbuka lebar, termasuk di dalamnya nanti dalam pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur," kata Presiden dalam kata sambutannya di Jakarta, Kamis 27 Februari 2020.
Menurut Jokowi, relokasi ibu kota negara akan menjadi lompatan besar bagi sejarah digitalisasi Indonesia. Ibu kota baru nanti akan sepenuhnya menggunakan teknologi digital dan meninggalkan teknologi analog. "Oleh sebab itu saya mengundang para hadirin di sini dan industri teknologi dunia untuk mengambil peran dalam transformasi ini," kata Presiden.
Namun, pemerintah belum dapat sepenuhnya menarik investor secara nyata karena masterplan pembangunan ibu kota baru belum rampung. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menargetkan master plan baru akan rampung pada pertengahan tahun ini. Dengan demikian, pembangunan secara massif dapat mulai dilakukan pada tahun depan.
Dalam perencanaan awal, pembangunan ibu kota baru akan menelan biaya Rp 466 triliun. Sebanyak Rp 96 triliun di antaranya akan diambil dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Adapun investor swasta akan kebagian Rp 120 triliun. Sisanya sebesar Rp 230 triliun diperoleh melalui mekanisme kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Pada tahun ini Jokowi menargetkan pembangunan infrastruktur dasar di ibu kota baru dapat segera dimulai. Oleh karena itu pembiayaan ibu kota baru harus segera diselesaikan. "Pemetaan proyek mana yang akan dibiayai dengan APBN ataupun oleh swasta melalui skema kerjasama KPBU, serta mana yang dikerjakan oleh investasi langsung," katanya.
BISNIS