TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Travel Agen Indonesia atau Astindo mencatat bahwa sejumlah pelancong asal Indonesia telah membatalkan rencana perjalanan wisatanya ke Korea Selatan. Keputusan itu diambil para calon turis, menyusul meluasnya virus corona di Negeri Gingseng.
Tour and MICE Division Astindo, Teguh Heri Basuki, mengatakan rata-rata pembatalan dilakukan hingga periode April 2020. "Anggota melaporkan ada pembatalan. Namun secara keseluruhan, jumlah pembatalan paket itu masih kami hitung," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Selasa, 25 Februari 2020.
Baca Juga:
Teguh mencontohkan jumlah pembatalan paket di agen travel miliknya, yakni Samasta Tour, mencapai enam grup selama periode Februari hingga April. Masing-masing grup terdiri atas 20-30 orang. Adapun lama perjalanan dari tiap-tiap paket wisata berkisar lima hingga tujuh hari.
Dengan pembatalan ini, baik agen travel maupun wisatawan, diklaim merugi. Agen travel rugi lantaran mesti mengembalikan uang atau refund kepada pelancong. Di sisi lain, agen juga tetap membayar tenaga kerja dan down payment atau dp dari kelengkapan paket.
Sedangkan wisatawan diduga merugi karena uang pengembalian yang diterima tak mencapai 100 persen. Khususnya, dari penerbangan. "Karena belum ada travel warning atau penutupan penerbangan, jadi refund untuk maskapai tetap berlaku seperti aturan umumnya," ucapnya.
Selain Korea Selatan, pembatalan paket wisata terjadi untuk destinasi Cina, Jepang, dan Thailand. Saat ini, agen travel sulit menawarkan opsi mengalihkan perjalanan karena alasan cost balance atau keseimbangan harga.
"Rata-rata destinasi yang dibatalkan itu kan ekonomi. Kalau kami alihkan ke yang selevel seperti ke Vietnam, tidak semua spot cocok," ucapnya.
Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan, sebelumnya telah mengeluarkan peringatan siaga tinggi setelah lebih dari 700 kasus virus Corona atau COVID-19 melanda. Adapun kematian yang tercatat hingga Selasa sore, 25 Februari meningkat menjadi sembilan orang.
Kasus ini diduga menyebar luas dari sebuah komunitas gereja di Kota Daegu. Di sana ditengarai seorang perempuan, 61 tahun, positif COVID-19. Sejumlah pihak menengarai kasus itu menjadi sumber penularan virus, meskipun tak ada catatan dia pernah bepergian ke luar negeri sebelumnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | REUTERS