TEMPO.CO, Jakarta - Dampak virus corona mulai berpengaruh pada performa keuangan perusahaan global papan atas, termasuk Mastercard Inc. dan United Airlines Holdings Inc. Pasalnya, wabah corona telag menyebabkan sektor pariwisata lesu dan pelancong menunda liburannya.
Kedua perusahaan AS ini baru saja mengumumkan penurunan penjualan dan laba ketika epidemi yang telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Asia dan Eropa. Dikutip dari Bloomberg, Selasa 25 Februari 2020, jaringan kartu kredit AS itu memangkas target pertumbuhan dan pendapatannya sebagai respons atas hantaman virus corona.
Perusahaan yang berbasis di Chicago ini mengoreksi proyeksi laba tahun ini dan menggarisbawahi bahwa hal ini merupakan dampak tak terduga dari epidemi yang sudah berlangsung selama dua bulan ini.
Sementara itu, penyebaran wabah virus corona yang semakin meluas menimbulkan pertanyaan apakah akan dinyatakan sebagai pandemi global. Jika demikian, banyak perusahaan dunia harus merevisi targetnya tahun ini, terutama bisnis perjalanan.
Singapore Airlines Ltd. pada hari Selasa ini membatalkan jadwal penerbangan dari Singapura hingga akhir Mei. Ini menambah daftar panjang maskapai yang dipimpin oleh Cathay Pacific Airways Ltd. yang telah memotong kapasitas penumpang.
Bahkan, perusahaan investasi pelat merah Temasek Holdings Pte di Singapura juga tidak kebal dari dampak virus ini. Perusahaan mengonfirmasi adanya 90 kasus virus corona. Temasek juga menerapkan pembekuan upah di seluruh perusahaan dan meminta manajemen senior untuk mengambil pengurangan gaji sukarela selama setahun.
Adapun raksasa barang-barang konsumsi AS, P&G, akhir pekan lalu mengatakan penjualan dan pendapatan akan terpengaruh di tengah wabah virus corona yang menganggu rantai pasokan ke Cina dan sekitarnya. HP Inc. pada 24 Februari menandai dampak signifikan untuk arus kas pada kuartal kedua tahun ini karena penundaan produksi.
Sementara itu, jumlah kasus virus corona di Korea Selatan melonjak minggu lalu, meningkat dari hanya puluhan menjadi lebih dari 800. Lonjakan angka itu membuat Korea Selatan menjadi negara paling terinfeksi di luar Cina.
Di Eropa, sebagian besar wilayah di Italia telah terisolasi dan total kasus di seluruh dunia telah mencapai 80.000. Organisasi Kesehatan Dunia menyebut peningkatan jumlah kasus virus corona di luar Cina sangat memprihatinkan meskipun sempat mencopot label krisis pada pandemi ini.
BISNIS