TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas Antam yang dipantau di laman Logam Mulia di Jakarta, Selasa, masih stabil tinggi di angka Rp 809.000 per gram. Namun, jika dibandingkan dengan dua hari lalu, harga hari ini naik Rp 5.000. Pada 23 Februari, harga logam mulia itu mencapai Rp 804 ribu per gram.
Dengan kenaikan Rp 5.000 itu, harga logam mulia hari ini masih merupakan rekor harga terbaru. "Harga emas batangan satu gram Rp 809.000," seperti ditulis dalam situs resmi logammulia.com pada Selasa.
Sementara itu, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini turun Rp10.000 ke angka Rp731.000/gram. Harga buyback adalah jika konsumen ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut.
Berikut rincian harga emas Antam hari ini, di mana harga emas batangan tersebut sudah termasuk aturan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Bila ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen maka bawa NPWP saat transaksi.
Rincian harga emas Antam :
Harga emas pecahan 1 gram Rp 809.000
Pecahan 5 gram Rp 3.865.000
Pecahan 10 gram Rp 7.665.000
Pecahan 25 gram Rp 19.055.000
Pecahan 50 gram Rp 38.035.000
Pecahan 100 gram Rp 76.000.000
Pecahan 250 gram Rp 189.750.000
Pecahan 500 gram Rp 379.300.000
Pecahan 1.000 gram Rp 758.600.000
Sebelumnya, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai kenaikan harga emas saat ini disebabkan oleh perekonomian global yang tidak menentu akibat wabah virus corona (Covid-19) di Cina serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Ia menduga, harga logam mulia tersebut pada tahun 2020 bahkan akan terus meningkat hingga menyentuh level Rp 1 juta per gram.
"Nah pelemahan mata uang rupiah akan kembali ke Rp 14 ribu dan ini akan diuntungkan untuk orang melakukan investasi emas, karena logam mulia bisa kembali naik dan bisa saja logam mulia bisa kembali ke 1 juta per-gramnya," kata dia ketika dihubungi Tempo, Ahad 23 Februari 2020.
Ibrahim mengatakan, aksi Bank Indonesia (BI) pada beberapa hari lalu yang menurunkan tingkat suku bunga acuannya menjadi 4,75 persen ini belum sanggup untuk membuat rupiah menjadi perkasa. Oleh karena itu, melemahnya rupiah bisa membuat harga emas semakin tinggi. "Nah ini wajar harga emas cenderung mengalami penguatan," ucapnya.
Faktor lain yang memicu penguatan harga emas adalah karena mewabahnya virus corona di beberapa negara selain Cina, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Filipina. "Nah tingkat Asia ini sudah sangat luar biasa, bahkan sampai saat ini WHO berfokus kepada apa yang terjadi di Korea Selatan yang sudah mengakibatkan begitu banyak merasakan dampaknya, di sisi lain pun negara-negara di luar Tiongkok telah terimbas terkena virus (Corona)," katanya.