Sebagai informasi, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 19-20 Januari 2020 yang dimaksudkan untuk mengakomodasi tekanan pelemahan pertumbuhan akibat ketidakpastian global.
“Rupiah diperikirakan bergerak di kisaran Rp 13.800 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS jika aksi hindar risiko oleh investor terus berlanjut,” tambah Chang.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsyah mengatakan pihaknya telah melakukan intervensi melalui pasar DNDF seiring dengan adanya aliran arus keluar dari obligasi. “Ini lebih karena keluarnya investor terhadap aset pasar berkembang dan Bank Indonesia mengambil tindakan berani untuk membeli obligasi,” ujar Nanang.
Ahli Strategi Scotiabank Singapura Qi Gao mengatakan bahwa mata uang di kawasan Asia diprediksi masih tetap bergerak dalam tekanan pada satu hingga dua pekan ke depan di tengah penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Munculnya pusat-pusat baru infeksi virus corona di luar Cina memicu kekhawatiran wabah ini bisa menjadi pandemi global sehingga mengguncang pasar keuangan dan memicu kekhawatiran pasar atas potensi melemahnya ekonomi. “Penghindaran risiko akan berlanjut untuk sementara waktu dan merusak mata uang pasar berkembang di Asia,” ujar Qi Gao seperti dikutip dari Bloomberg, Senin kemarin.
BISNIS