Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bina Marga: Waterboom di Sesar Lembang Masuk Zona Terlarang

image-gnews
Sesar Lembang sepanjang 22 km di utara Bandung, dilihat dari GoogleEarth
Sesar Lembang sepanjang 22 km di utara Bandung, dilihat dari GoogleEarth
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat, A Koswara mengatakan, sesar Lembang di Kawasan Bandung Utara (KBU) termasuk areal yang dilarang untuk bangunan. “Karena sesar Lembang area rawan bencana. Jadi nggak boleh dibangun,” kata dia kantornya, di Bandung, Jumat, 21 Februari 2020.

Larangan itu tertuang dalam Peraturan Daerah nomor 2 tahun 2016 tentang pengendalian KBU sebagai kawasan strategis provinsi Jawa Barat. Pada Perda tersebut, Pasal 20 menyebutkan areal dalam radius 250 meter dari sesar lembang masuk dalam Zona L1 atau zona konservasi dan lindung utama.

Selain sesar lembang, areal yang masuk Zona L1 tersebut meliputi hutan lindung, hutan konservasi, Taman Hutan Raya Djuanda, Taman Wisata Alam serta cagar alam di Gunung Tangkuban Parahu, areal dengan kemiringan lereng di atas 40 persen, serta radius 50 meter dari sempadan sungai, situ dan mata air di KBU. “Di luar itu masih boleh dimanfaatkan,” kata Koswara.

Koswara mengatakan, saat ini tengah disusun Peraturan Gubernur baru untuk Peraturan Daerah tentang KBU tersebut yang ditargetkan terbit bulan ini. Hari ini misalnya, tengah diminta masukan dari kabupaten/kota yang di daerahnya masuk areal KBU.

Di dalamnya akan mengatur soal Ruang Terbuka Hijau (RTH) abadi, mekanisme pemberian rekomendasi gubernur, pemasangan patok, serta kelembagaan terpadu untuk mengatur KBU. “Sedang dibahas. Kami sedang minta masukan kabupaten/kota,” kata Koswara.

Koswara mengakui, masih ada bangunan di atas sesar Lembang. Tapi, dia meyakini bangunan tersebut tidak mengantungi IMB. “Kalau yang berizin pasti ketahuan karena kita cek dengan peta. Yang bermasalah itu bangunan yang tidak berizin. Kan banyak di sana bangunan-bangunan rumah yang tidak berizin, mereka pasti tidak berizin,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bangunan yang berada di koridor sesar Lembang seharusnya di tertibkan. “Harusnya ditertibkan oleh kabupaten/kota. Persoalannya, di penataan ruang itu, antara SDM yang melakukan penertiban, pemantauan, dengan kecepatan masyarakat membangun, balapan. Nggak terpantau, makanya perangkat desa, kelurahan, kecamatan harus dibekali oleh kabupatennya kemampuan mengenali pelanggaran,” kata dia.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan sudah meminta Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang untuk mengevaluasi pemberian rekomendasi gubernur atas proyek pengembang yang berencana membangun waterboom di atas lahan yang berada di atas sesar Lembang. “Sedang di evaluasi. Karena di lapangan juga nggak ada pembangunan, belum ada pembangunan,” kata dia di Bandung, Kamis, 20 Februari 2020.

Lokasi lahan proyek pengembang tersebut berada di Kawasan Bandung Utara. Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) oleh kabupaten/kota setempat wajib mengantungi rekomendasi Gubernur Jawa Barat.

Rencana pembangunan objek wisata berupa wahana waterboom di kawasan Gunung Batu, Kampung Sukatinggi, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat jadi kontroversi karena berada di atas sesar Lembang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Idham Holik Sebut Jabar Batal Rekapitulasi Nasional Senin Malam, Ini Sebabnya

9 jam lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Idham Holik Sebut Jabar Batal Rekapitulasi Nasional Senin Malam, Ini Sebabnya

Idham Holik mengatakan KPU Provinsi Jawa Barat batal melakukan rekapitulasi nasional pada Senin malam


KPU Jawa Barat Optimistis Rekapitulasi Penghitungan Suara Tuntas Malam ini

11 jam lalu

Situasi rapat pleno terbuka rekapitulasi suara dan penetapan hasil pemilu 2024 tingkat Jawa Barat di Kantor KPU Jabar, Bandung, Senin 18 Maret 2024. ANTARA/Ricky Prayoga
KPU Jawa Barat Optimistis Rekapitulasi Penghitungan Suara Tuntas Malam ini

Ketua KPU Jawa Barat Ummi Wahyuni optimistis rekapitulasi penghitungan suara pemilu 2024 di semua jenjang pemilihan tuntas malam ini


Suara PKB di Jawa Barat Melonjak di Pemilu 2024, Syaiful Huda: Cak Imin Effect

11 jam lalu

Logo Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Suara PKB di Jawa Barat Melonjak di Pemilu 2024, Syaiful Huda: Cak Imin Effect

Perolehan suara PKB di Jawa Barat meningkat drastis pada Pemilu 2024. Hal itu diungkapkan Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda


Penyebab Rekapitulasi KPU Jawa Barat Molor Lagi

20 jam lalu

Suasana rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional Provinsi Bengkulu di Gedung KPU, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. KPU RI menargetkan rekapitulasi penghitungan perolehan suara tingkat nasional akan selesai sebelum 20 Maret 2024.  TEMPO/Subekti.
Penyebab Rekapitulasi KPU Jawa Barat Molor Lagi

KPU Jawa Barat kembali menunda rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024.


Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas di Program Festival Ramadan

3 hari lalu

Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas di Program Festival Ramadan

Berbagai kegiatan akan meramaikan Festival Ramadan Pegadaian tahun ini


Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

5 hari lalu

Foto aerial sejumlah petani memanen tanaman padi yang rusak setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Desa Cangkring B Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.


Pemprov Jawa Barat Kembali Buka Pendaftaran Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship 2024

5 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Eduspace
Pemprov Jawa Barat Kembali Buka Pendaftaran Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship 2024

Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship memberikan bantuan biaya pendidikan kepada masyarakat yang sedang menempuh pendidikan dari D3 hingga S3


Prakiraan BMKG: 25 Persen Area di Jawa Barat Masih Bercurah Hujan Tinggi Pekan Ini

5 hari lalu

Peta distribusi hujan di wilayah pesisir utara Jawa Tengah, 1 Januari 2023.  Curah hujan disebutkan relatif ringan setelah konsentrasi hujan  dijatuhkan di wilayah pantai utara Laut Jawa dan pantai selatan Jawa Barat.  Tim TMC BRIN
Prakiraan BMKG: 25 Persen Area di Jawa Barat Masih Bercurah Hujan Tinggi Pekan Ini

BMKG memprediksi seperempat area Jawa Barat masih bercurah hujan tinggi, sisanya menengah dan rendah. Peringatan waspada cuaca ekstrem tetap berlaku.


BMKG Sebut Jawa Barat Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir, Ini Tips Menghindari Tersambar Petir

5 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
BMKG Sebut Jawa Barat Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir, Ini Tips Menghindari Tersambar Petir

BMKG ingatkan Jawa Barat berpotensi cuaca ekstrem, hujan disertai petir. Ini tips menghindari tersambar petir di luar dan dalam ruangan.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

7 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.