TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Dody AS Dalimunthe menyebutkan gabungan total klaim yang dibayar asuransi umum di Tanah Air pada tahun 2019 mencapai Rp 36,7 triliun. Klaim tersebut melonjak 82,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 20,1 triliun.
Dody menjelaskan klaim terbesar datang dari asuransi kredit. Lini tersebut menyumbang hampir 26,89 persen klaim yang harus dibayar atau tepatnya senilai Rp 9,87 triliun.
"Klaim paling besar tahun lalu dari asuransi kredit senilai Rp 9,87 triliun atau naik 257 persen dibandingkan dengan 2018 yang senilai Rp2,76 triliun," ujar Dody, Kamis, 20 Februari 2020.
Dia menjelaskan untuk asuransi kredit ini terbagi dua yaitu asuransi kredit modal kerja, dan asuransi kredit konsumtif. Misalnya pada kredit modal kerja, perusahaan pembiayaan melakukan penilaian perusahaan debitur. Jika perusahaan rugi maka menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi untuk melunasi klaim.
Sementara untuk kredit konsumtif dengan debitor memiliki penghasilan rutin. Di saat penghasilannya terhenti dan cicilan menunggak, itu menjadi klaim ke asuransi.
Dody menyebutkan Askrindo sangat piawai dalam menangani asuransi kredit modal kerja, karena punya analisa kerja. 'Tapi sekarang banyak asuransi yang main dua-duanya (modal kerja dan konsumtif), padahal risiko jadi lebih besar karena karakteristiknya (asuransi tersebut) berbeda, kalau gak mampu lihat risiko itu akan jadi bias," ujarnya.
Adapun klaim asuransi yang juga berkontribusi besar tahun lalu yaitu lini asuransi kendaraan, dengan nilai klaim Rp 8,09 triliun atau naik 42,2 persen. Selanjutnya klaim asuransi properti senilai Rp 6,07 triliun atau naik 50,1 persen dibanding 2018, dan asuransi kecelakaan dan kesehatan senilai Rp 4,36 triliun yang naik 40,1 persen dibanding 2018. Adapun dua lini yang tidak mengalami kenaikan adalah asuransi pesawat dan asuransi tanggung gugat.
BISNIS