Bendungan tersebut memiliki daya tampung 8.68 juta meter kubik untuk untuk menyuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter per detik. Pembangunan bendungan Tukul dimulai pada 2013 hingga 2020 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp904 miliar.
Sementara itu, Bendungan Gongseng dibangun mulai 2013 hingga 2020. Bendungan ini nantinya memiliki kapasitas tampungan 22,43 juta meter kubik. Saat ini progres konstruksinya 76,03 persen.
Bendungan Bendo dengan kapasitas 43,11 juta meter kubik air saat ini progres fisiknya sudah sebesar 70,97 persen. Pembangunan Bendungan Bendo dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya (KSO) dengan biaya total sebesar Rp1,08 triliun.
Bendungan lainnya yang ditargetkan akan selesai adalah Bendungan Ladongi yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Bendungan yang dimulai pembangunannya pada tahun 2016 ini memiliki kapasitas tampung 45,94 juta meter kubik untuk mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 hektare. Saat ini progres fisiknya sudah 71,22 persen.
Selain itu, Bendungan Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang memiliki kapasitas tampung 56,77 meter kubik yang juga pembangunannya ditargetkan rampung pada 2020. Progres pembangunannya sudah mencapai 95 persen. Bendungan tersebut berpotensi memberikan layanan irigasi di Kabupaten Tapin sebesar 5.472 hektare.
Di Provinsi Lampung terdapat Bendungan Way Sekampung dengan kapasitas tampung 68 juta meter kubik yang akan dimanfaatkan untuk penyediaan air irigasi di daerah irigasi (DI) Sekampung seluas 55.373 hektare dan menambah areal irigasi DI Rumbia Extension seluas 17.334 hektare. Saat ini progres fisiknya sudah sebesar 84,50 persen
Terakhir di Provinsi Jawa Barat, Bendungan Kuningan seluas 221 hektare yang membendung Sungai Cikaro akan memiliki volume tampung total sebesar 25,96 juta meter kubik.