Tempo.Co, Jakarta - Direktur Utama PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Asabri Sonny Widjaja bakal mengerahkan kepolisian untuk menagih pengembalian dana investasi dari Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro.
"Kami akan memberdayakan kepolisian untuk menagih karena kami tidak punya kewenangan untuk menarik atau menyita asetnya," ujar dia dalam rapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.
Karena itu, ia meminta partisipasi semua pihak berkepentingan, termasuk dari DPR, untuk bisa memulihkan kerugian perseroan akibat investasi tersebut. "Kami sudah melapor ke Kementerian Pertahanan, ke Polri yang terjadi ini sehingga beliau-beliau berkenan membantu pemulihan (aset dari) dua orang ini."
Sonny mengatakan pihaknya telah menagih Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro untuk mengembalikan duit investasi dari perusahaannya. Adapun total dana yang sebelumnya dikantongi keduanya, tutur dia, total adalah Rp 11,4 triliun, dengan rincian Heru Rp 5,8 triliun dan Benny Rp 5,6 triliun. "Ini adalah upaya maksimal walaupun ke depan tidak mudah mewujudkan itu," ujarnya.
Berbarengan dengan penagihan itu, Sonny mengimbuhkan perseroan juga telah memanggil manajer-manajer investasi untuk meningkatkan kinerja portofolionya sehingga bisa mencapai target sesuai dengan janji di prospektus. Dari 24 manajer investasi, saat ini perseroan telah memanggil 12 manajer investasi.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara juga segera menagih realisasi pengembalian utang aset dari Benny Tjokrosaputro kepada PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Asabri.
Ia mengatakan pembayaran diperkirakan dilakukan bertahap. "Kalau Asabri sudah di perjanjian, kami akan tagih realisasinya," ujar Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta Convention Center, Sabtu, 15 Februari 2020.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham-saham yang menjadi portofolio Asabri berguguran, bahkan penurunannya mencapai lebih dari 90 persen sepanjang tahun lalu. Total ada 14 saham emiten yang dikoleksi perseroan. Penurunan harga saham drastis itu di antaranya terjadi pada saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) sebesar 92,31 persen ke posisi Rp 50, dimana perseroan memiliki porsi saham 6,61 persen.
Sejumlah saham lainnya yang dikoleksi dan mengalami penurunan adalah PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Hanson International Tbk (MYRX), dan PT Pool Advista Finance Tbk (POOL).
CAESAR AKBAR | KORAN TEMPO