Adanya penurunan nilai saham dan reksa dana tersebut menyebabkan total aset Asabri dari pengelolaan THT (Tabungan Hari Tua), JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja), dan JKM (Jaminan Kematian) pun merosot dari total Rp 19,4 triliun pada 2018 menjadi Rp 10,6 triliun pada 2019. Sementara aset dari pengelolaan dana Akumulasi Iuran Pensiun juga melorot dari Rp 26,9 triliun pada 2018 menjadi Rp 18,9 trlliun pada 2019.
Berdasarkan laporan perseroan, portofolio investasi dari pengelolaan THT, JKK, JKm per Desember 2019 adalah 14,53 persen atau Rp 1,29 triliun untuk saham dan 20,57 persen atau Rp 4,16 triliun untuk reksa dana. Sedangkan untuk investasi dari pengelolaan AIP adalah sebesar 14,54 persen atau sekitar Rp 2,48 triliun untuk saham dan 49,6 persen atau senilai Rp 4,09 triliun untuk reksa dana.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham-saham yang menjadi portofolio Asabri berguguran, bahkan penurunannya mencapai lebih dari 90 persen sepanjang tahun lalu. Total ada 14 saham emiten yang dikoleksi perseroan. Penurunan harga saham drastis itu di antaranya terjadi pada saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) sebesar 92,31 persen ke posisi Rp 50, dimana perseroan memiliki porsi saham 6,61 persen.
Sejumlah saham lainnya yang dikoleksi dan mengalami penurunan adalah PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Hanson International Tbk (MYRX), dan PT Pool Advista Finance Tbk (POOL).
CAESAR AKBAR | KORAN TEMPO