TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan Bulog sedang mengusulkan untuk mengimpor gula konsumsi sebanyak 200 ribu ton kepada pemerintah.
"Banyak pihak yang minta kalau Bulog harus punya stok. Kami sampaikan itu ke Rakor bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga," kata di kantor Pusat Bulog, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020.
Ia mengatakan, untuk mendapatkan stok gula konsumsi yang cukup du dalam negeri masih cukup lama. Sebab, musim panen tebu baru terlaksana sekitar Juni 2020 atau pasca Hari Raya Idul Fitri.
"Ya panen kan setelah lebaran, panen tebu. Jadi kami mengusulkan untuk mendapat penugasan importasi gula," ujarnya.
Tri menjelaskan, impor gula sudah harus dilakukan karena saat ini harga komoditas tersebut telah mencapai Rp 14.500 per kilogram, sedangkan HET yang ditentukan yakni Rp 12.500 per kilogram. Walhasil gula hasil impor tersebut nantinya akan digunakan untuk mengintervensi harga saat waktu menjelang Lebaran. "Harus kita turunkan," tuturnya.
Oleh karena itu, kata Tri, keputusan impor gula ini harus segera ditetapkan pemerintah. Dia berharap dalam satu bulan ke depan bisa segera masuk ke Indonesia komoditi tersebut.
"Kan yang jadi persoalan menjelang lebaran itu. April-Mei, jadi harus masuk harus segera diputuskan," tuturnya.
Tri mengatakan, pada 2018 Bulog tidak melakukan impor gula karena telah memiliki stok sekitar 400 ribu ton yang didapatkan dari penugasan untuk menyerap gula milik PT Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Sementara itu, stok gula pasir di gudang Perum Bulog Subdivre Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kosong karena ketersediaan di pabrik kosong sebagai dampak gagal panen yang dialami petani tebu di daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera.
"Saat ini stok gula pasir kosong dan harga sudah mulai merangkak naik," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Bangka Taufiqurahmah di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan Bulog Subdivre Bangka pada Desember 2019 telah mengajukan permohonan pasokan 750 ton gula pasir ke pusat, guna mengatasi kekosongan stok dan stabilitas harga gula pasir masyarakat di Pulau Bangka.
"Saat ini Bulog Pusat bersama Kementerian Perdagangan sedang melakukan pembahasan impor gula pasir, guna mengatasi kekosongan stok di gudang-gudang Bulog di daerah," ujarnya.
EKO WAHYUDI l ANTARA