TEMPO.CO, Brussels - Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO memperkirakan pertumbuhan perdagangan barang global bakal melemah pada awal tahun ini karena terimbas meluasnya wabah Virus Corona.
Badan perdagangan yang berbasis di Jenewa itu mengatakan indikator perdagangan barang turun menjadi 95,5 dari angka 96,6 yang dilaporkan pada November 2019. "Angka kurang dari 100 itu mengindikasikan pertumbuhan perdagangan di bawah tren jangka menengah," seperti dikutip dari rilis WTO, Senin, 17 Februari 2020.
Namun, WTO mengatakan, angka itu tidak memperhitungkan perkembangan terbaru, seperti pecahnya wabah Virus Corona baru, yang dapat mengurangi prospek perdagangan lebih lanjut. Perdagangan barang global turun 0,2 persen tahun ke tahun pada kuartal ketiga 2019 dengan kemungkinan kenaikan pada kuartal keempat.
Data terbaru, menurut WTO, menunjukkan pemulihan ini tidak akan berkelanjutan. Adapun penurunan sekarang tampak mungkin berlangsung pada periode Januari-Maret 2020.
Selama ini indikator prospek perdagangan yang digunakan WTO dalam perhitungan adalah gabungan data pesanan ekspor dalam survei bisnis, angkutan udara, pengiriman peti kemas, produksi dan penjualan mobil serta perdagangan komponen elektronik dan bahan pertanian, terutama kayu. Indikator ini dirancang untuk mengidentifikasi titik balik dan mengukur momentum dalam pertumbuhan perdagangan global daripada memberikan perkiraan jangka pendek tertentu.
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed, Jerome Powell, sebelumnya mengatakan bahwa wabah Virus Corona telah berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi AS dan global. The Fed pun terus mengawasi dengan cermat dampak dari wabah tersebut ke perekonomian global.
"Secara khusus, kami memantau dengan cermat munculnya virus corona, yang dapat menyebabkan gangguan di Cina yang meluas ke seluruh ekonomi global," kata Powell dalam sambutannya di hadapan anggota parlemen AS, Selasa11 Februari 2020 seperti dikutip Bloomberg.
Meski demikian, Powell mengatakan, wabah virus corona belum mengubah pandangan dasar bank sentral terhadap ekonomi AS. Juga tak serta-merta membuat The Fed memenuhi harapan banyak anggota Federal Open Market Committee (FOMC) untuk menahan suku bunga di tahun ini.
ANTARA | BISNIS