TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Tabungan Negara atau BTN Pahala Nugraha Mansyuri menyatakan akan mempercepat penjualan aset kredit macet untuk menurunkan rasio non-performing loan atau NPL pada 2020. Pahala menargetkan, pada akhir tahun nanti, rasio kredit macet perseroannya dapat melorot hingga 3,5 persen.
"NPL growth kami memang meningkat pada 2019. Namun pada 2020, perusahaan akan jaga kondisi profitabilitas sehingga laba diprediksi menjadi Rp 2,5 hingga Rp 3 triliun," ujar Pahala di Menara Yodya, Cawang, Jakarta Timur, Senin, 17 Februari 2020.
Pahala menyebutkan, untuk menurunkan rasio kredit macet, perusahaan berkode emiten BBTN itu sudah menyiapkan pelbagai cara. Di antaranya memperkuat collection management system perusahaan dengan melakukan inisiatif data cleansing.
Melalui sistem itu pula, perseroan akan membuat prioritas penagihan, memperbaiki proses bisnis restrukturisasi kredit, dan mengembangkan collection system melalui iColl dan mobile collection.
Dari sisi penjualan, emiten akan memperluas jaringan penjualan melalui portal e-commerce seperti Bukalapak, OLX, dan Rumah123. Kemudian, perseroan berencana membentuk unit kerja baru yang berfokus menyelesaikan masalah NPL.
Direktur Collection & Asset Management Bank BTN Elizabeth Novi mengimbuhkan, pihaknya akan membuka kerja sama dengan lembaga pembiayaan sekunder perumahan Secondary Mortgage Facility (SMF). SMF nantinya akan meneruskan kredit-kredit bermasalah secara massal.
Adapun penjualan aset kredit macet akan dilakukan melalui sistem lelang. "Kami akan lelang aset rumah murah BTN dan menawarkan untuk menjual massal ke investor," ujarnya.
Dalam laporan keterbukaannya, BTN mencatat NPL gross perseroan naik dari 2,81 persen menjadi 4,78 persen pada 2019. Sedangkan rasio NPL net naik dari 1,8 persen menjadi 2,96 persen.
Kenaikan rasio kredit macet mengharuskan perseroan menaikkan biaya pencadangan yang dampaknya menurunkan laba emiten. Akibatnya, laba perusahaan tahun lalu anjlok sampai 92,5 persen dari Rp 2,8 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp 209,26 miliar.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA