TEMPO.CO, Pekanbaru - Wabah virus corona yang membuat diberlakukannya pembatasan ekspor-impor dengan Cina disebut belum menimbulkan dampak yang berarti bagi kinerja BUMN bidang perkebunan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V. Meski demikian, Direktur Utama PTPN V, Jatmiko Santosa siap mengantisipasi turunnya permintaan dari Cina.
“Kami sudah mulai jual CPO dengan kualitas bagus, super premium. Sejauh ini penjualan kami tidak ada masalah. Tapi memang harga menjadi koreksi karena masalah ini [virus Corona],” kata Jatmiko di Pekanbaru, Jumat 14 Februari 2020.
Jatmiko mengungkapkan, produksi CPO dari perusahaan perkebunan pelat merah itu berkisar 600 ribu ton setiap tahunnya. Adapun, sekitar separuhnya merupakan hasil dan pembelian dari kebun plasma.
Dengan menjalankan berbagai kegiatan yang bernaung di bawah program BUMN Untuk Sawit Rakyat, Jatmiko juga menyampaikan bahwa tanaman sawit kelolaan KUD yang bermitra dengan PTPN V telah mencapai produktivitas sebesar 16 ton tandan buah segar (TBS) per tahun dalam usia 30 bulan.
Dia menyebutkan produktivitas ini telah berada di atas standar PPKS (nasional) yang berada di angka 12 ton TBS per tahun. Oleh karena kebun plasma perlu dilakukan replanting atau peremajaan, Jatmiko menilai kontribusinya terhadap total produksi perseroan dalam 2—3 tahun ke depan belum akan signifikan.
“Kalau 5—6 tahun ke depan, kita bicara akan ada peningkatan, yes. Makanya dalam strategi kami sudah siapkan 1—2 PKS [Pabrik Kelapa Sawit] lagi untuk meningkatkan kapasitas tadi,” tuturnya.
Dirinya melanjutkan, PTPN V juga ingin meningkatkan pembelian dari pihak ketiga kembali sebesar 60 persen. Saat ini, pembelian pihak ketiga dari mitra usaha (off-taker) masih bertahan di kisaran 45 persen.