TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kristian Manullang mengatakan lesunya transaksi harian dikarenakan dampak virus corona. Hal itu membuat investor cenderung menahan diri dalam berinvestasi.
Dia menampik bila pembekuan 800 rekening oleh otoritas berimbas pada transaksi harian. Adapun rerata nilai transaksi harian (RNTH) per pekan kedua perdagangan Februari 2020 baru mencapai Rp6,22 triliun.
“Pembekuan 800 rekening efek itu tidak berpengaruh. [Penurunan transaksi harian] ini lebih dikarenakan regional saja yaitu virus corona. Kami harap pembekuan tidak berpengaruh banyak,” katanya pada Minggu 16 Februari 2020.
Sejauh ini BEI masih menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di BEI pada 2020 sebesar Rp 9,5 triliun atau naik 4,16 persen dari rata-rata nilai transaksi harian tahun 2019 yang sebesar Rp 9,12 triliun.
Sementara itu, di tengah lesunya pasar modal, PT Victoria Sekuritas Indonesia berupaya menambah nasabah ritel untuk menjaga pendapatan.
Direktur Victoria Sekuritas Indonesia Agustinus Wisnu Widodo mengatakan perseroan bakal menjaga pendapatan dengan menambah jumlah investor ritel.
Sebagai informasi pada Januari 2020, nilai transaksi Victoria Sekuritas hanya turun tipis menjadi Rp483,15 miliar dari posisi tahun sebelumnya Rp490,53 miliar.
“Strategi kami dengan lebih memperluas penetrasi nasabah khususnya ritel berkualitas melalui sistem transaksi online,” katanya.
Agustinus menambahkan perseroan memproyeksikan bakal memperoleh pendapatan dari bisnis kegiatan penjaminan emisi, selain dari transaksi saham dan obligasi yang dilakoni.
“Pendapatan tentu terus kami pacu dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan jalannya bisnis yang prudent, sehat dengan mengukur risiko atas bisnis yang kami jalankan,” imbuhnya.