TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa Badan Usaha Milik Negara atau BUMN keroyokan mengembangkan Pelabuhan Benoa. Kesepakatan ini dilakukan pada rapat koordinasi pengembangan Pelabuhan Benoa. Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan, sinergi antar lembaga sangat dibutuhkan dalam rangka melakukan percepatan rencana pembangunan kawasan Pelabuhan Benoa.
“Pelindo III tidak akan mampu membangun sendiri, butuh sinergi BUMN dan swasta agar semua dapat terwujud,” ujarnya pada Jumat, 14 Februari 2020.
Delapan BUMN yang sepakat melakukan kerjasama yang dibagi menjadi beberapa kategori perjanjian kerjasama, di antaranya kesepakatan bersama penataan kegiataan operasi dan pengembangan di Pelabuhan Benoa oleh enam BUMN, yaitu PT Pertamina, PT Perikanan Nusantara (Perinus), Perum Damri, Permodalan Nasional Madani, Indonesia Power, dan WIKA.
Selain itu, untuk pengerukan bersama disepakati oleh empat BUMN, yaitu PT Pertamina, Semen Indonesia, PT PLN dan Pupuk Indonesia serta perjanjian kerja sama pembangunan pelabuhan ikan baru bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta kerja sama operasi untuk pengelolaan TUKS Semen Gresik.
“Kerjasama oleh beberapa BUMN diharapkan semua dapat merealisasikannya,” ujar Erick Thohir.
Direktur Utama Pelindo III Doso Agung menyampaikan apresiasi dan terimakasihnya kepada sejumlah BUMN yang turut mendukung rencana pengembangan kawasan Pelabuhan Benoa.
“Penandatangann kesepakatan tentunya akan berdampak pada percepatan pengembangan wilayah Benoa, kami berharap berbagai sinergi seperti ini bisa terus kami lakukan,” ujarnya.
Pelabuhan Benoa saat ini merupakan salah satu pelabuhan multipurpose di bawah pengelolaan Pelindo III yang melayani kapal penumpang, hingga bongkar muat petikemas dan curah cair. Berbagai kegiatan tersebut berada di dalam satu kawasan.
“Sehingga perlu dilakukan penataan ulang sekaligus revitalisasi, guna menghadirkan kawasan pelabuhan khusus wisata dan penumpang sehingga Benoa Maritim Tourism Hub diharapkan bisa menjadi salah satu program strategis nasional,” kata Doso Agung.