TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Communications PT Sri Isman Rezeki Tbk. atau Sritex Joy Citradewi menyatakan meluasnya wabah Virus Corona atau COVID-19 tak berdampak langsung terhadap kegiatan produksi perusahaan.
“(Impor dari Cina) tidak terbebani karena sourcing raw material Sritex terdiversifikasi. Jadi bisa dialihkan,” kata Joy, Kamis, 13 Februari 2020.
Joy juga menyebutkan faktor penguatan rupiah tak terlalu berpengaruh besar pada pendapatan dari penjualan ekspor perseroan. Dengan target pertumbuhan sebesar 7 hingga 9 persen tahun ini, perseroan mengusahakan komposisi penjualan ekspor sebesar 60 persen.
Emiten produsen pakaian militer mancanegara tersebut juga masih belum mempertimbangkan untuk melakukan ekspansi. “Untuk tahun ini diusahakan masih 60 persen ekspor. Natural hedging membuat kurs bukan faktor besar (untuk penjualan ekspor),” ujar Joy.
Perusahaan mengalokasikan total belanja modal atau capital expenditure sebesar US$ 40 juta hingga US$ 45 juta pada tahun ini. Sumber dananya akan berasal dari kas internal yang akan diupayakan untuk melakukan pemeliharaan mesin.
Berdasarkan data Bloomberg, emiten tersebut diketahui memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 4,29 triliun. Saham tersebut ditutup pada zona merah dengan penurunan sebesar 4 poin atau 1,87 persen menjadi Rp 210 pada Kamis, 13 Februari 2020.
Adapun pada pembukaannya, harga saham PT Sri Isman Rezeki Tbk. dengan kode emiten SRIL sempat rebound di level Rp 218 setelah berada pada level Rp 214 pada hari sebelumnya.
BISNIS