TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Kementerian Koordinator Perekonomian Edi Pambudi mengatakan, pemerintah senantiasa memantau dampak wabah virus corona (COVID-19) dari tiga aspek. Ketiga aspek yang dimaksud adalah lalu lintas orang, barang, dan aspek uang atau capital.
"Aspek lalu lintas orang yang tentu berhubungan dengan wisatawan dan lain-lain. Kemudian lalu lintas barang yakni perdagangan, terakhir serta lalu lintas uang atau capital," ujar Edi dalam konferensi pers "Dampak Penyebaran COVID-19 terhadap Ekonomi Indonesia", di Pusat Informasi Terpadu Penanganan Virus Corona, Kantor Staf Presiden di Jakarta, Kamis 13 Februari 2020.
Edi mengatakan, dari ketiga aspek tersebut harus dicermati dan dipisahkan adalah mana aspek yang benar-benar terdampak oleh wabah virus corona, dan mana yang merupakan dampak dari siklus tahunan. "Jadi menyangkut dampak virus corona terhadap ekonomi, kita tidak perlu terlalu cepat memutuskan apabila ada penurunan maka pasti disebabkan karena wabah corona. Harus dilihat apakah ini siklus atau bukan," kata dia.
Terkait perdagangan, menurut Edi, Indonesia sebagai negara perekonomian terbuka, memiliki mitra dagang yang tidak terkonsentrasi. Sehingga, Indonesia sudah memiliki perhitungan, manakala hubungan perdagangan dengan satu mitra terganggu maka dapat dialihkan dengan mitra lain. "Dalam hal ini, yang terpenting adalah mengelola potensi supaya dampak negatifnya bisa diminimalkan," kata dia.
Lebih jauh dia menyampaikan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sangat didukung oleh sektor konsumsi, Kemenko Perekonomian memastikan akan mendorong pola konsumsi agar tetap stabil di tengah wabah corona di Cina dan beberapa negara lain. Edi menekankan, komponen yang mempengaruhi konsumsi tidak hanya makanan dan minuman, melainkan juga pakaian, transportasi dan lain sebagainya.
ANTARA