Aktivitas perekonomian di awal tahun telah menujukkan gejala perlambatan, terdampak kasus Corona. “Jadi mungkin CAD akan lebih kecil dibandingkan tahun lalu, tapi bukan sentimen yang positif dan harus diantisipasi ke depannya.”
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menambahkan perbaikan CAD tahun ini juga berpeluang berlanjut disebabkan oleh peluang kenaikan sejumlah harga komoditas. “Misalnya harga CPO, dan ini bisa membantu meningkatkan ekspor,” ujar Piter. Meski demikian, menurut Piter perbaikan tersebut tak mengurangi kerentanan ekonomi, dan tetap memerlukan reformasi struktural lanjutan.
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede mengatakan CAD di 2020 diperkirakan masih berkisar antara 2,70 – 2,90 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). “Ini dengan mempertimbangkan bahwa kinerja perdagangan non migas berpotensi terpengaruh oleh perlambatan ekonomi global dan potensi virus Corona terjadi berkepanjangan,” ujar Josua.
Namun, dia memproyeksi defisit neraca jasa-jasa juga berpotensi melebar, akibat penurunan jumlah wisatawan asing ke Indonesia, akibat Corona. “Jadi defisit jasa serta pendapatan primer yang cukup tinggi di satu sisi berpotensi menahan penurunan defisit transaksi berjalan di 2020.”
EGI ADYATAMA