TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Maulana Yusran menyebut penyebaran Virus Corona tidak hanya menggerus kunjungan wisatawan mancanegara asal Cina, melainkan juga wisatawan dari beberapa negara lain.
"Dari Malaysia juga banyak yang membatalkan pemesanan, termasuk Singapura dan Australia. Jadi hampir semua target pasar kita melakukan pembatalan karena mungkin masih shocking period (setelah ada Virus Corona)," ujar dia di Hotel Milenium Sirih, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020. Untuk turis Cina saja, destinasi yang terdampak adalah Batam, Bali, dan Manado.
Penurunan pemesanan akibat wabah tersebut, kata Maulana, berkisar 20-30 persen. Ia memperkirakan banyaknya turis yang membatalkan rencana kunjungannya kebanyakan karena masih trauma dan orang takut bepergian, sehingga memilih di rumah saja.
Dengan fakta seperti itu, Maulana berujar bersama pemerintah lembaganya berupaya menggenjot kunjungan wisatawan nusantara yang kini bisa mencapai 275 juta pergerakan. Caranya, mereka juga tengah berkomunikasi dengan maskapai dan pemerintah untuk bisa memberikan penawaran khusus yang bisa menarik minat turis lokal.
Misalnya, dengan membundel hotel dan penerbangan sehingga lebih ekonomis. Sebab, penerbangan dan penginapan dinilai sebagai komponen tertinggi dari biaya orang untuk melancong.
Persoalannya, tutur dia, wisatawan lokal trennya hanya memuncak pada dua momen saja dalam setahun, yaitu pada masa Natal-Tahun Baru dan Lebaran. Sehingga, ia tak yakin kunjungan wisatawan domestik bisa menambal hilangnya kunjungan turis asing tersebut.
Karena itu, ia juga mendorong pemerintah mendorong kunjungan di MICE. Berkaca kepada adanya Pertemuan Rutin IMF - Bank Dunia dan Asian Games beberapa tahun lalu, menggenjot sektor MICE dianggap bisa mendorong pariwisata berkualitas.
"Jadi tetap harus mendorong wisatawan mancanegara dan pariwisata berkualitas itu hanya bisa datang dari MICE, karena spendingnya bagus dari sana," tutur dia. "Yang datang kan banyak orang bisnis yang ada uang jalan dari perusahaan, sehingga spending banyak bisa tiga kali lipat."
Ia juga mendukung rencana Kementerian dan Lembaga melakukan rapat di daerah. Karena kebijakan tersebut bisa mendorong perputaran ekonomi. Namun, ia mengingatkan agar pemerintah pusat lah yang bergerak ke daerah dan bukan sebaliknya. Sehingga, daerah ikut menikmati dampak ekonomi dari pergerakan itu.
Belakangan, pemerintah memperkirakan kerugian devisa dari akumulasi total kunjungan wisatawan mancanegara Cina mencapai US$ 4 miliar atau Rp 54,8 triliun (dalam kurs Rp 13.722 per dolar AS). Selain itu, pertumbuhan ekonomi Tanah Air juga diprediksi tergerus 0,11 hingga 0,3 persen akibat Wabah Corona.