TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghentikan sementara promosi wisata ke Cina menyusul mewabahnya virus 2019-nCoV atau virus corona. Sebagai gantinya, pemerintah berupaya mendorong promosi wisata ke negara lain, seperti Amerika dan Eropa.
"Kami akan kerja sama dengan maskapai untuk mempromosikan pariwisata ke Eropa dan Amerika," ujar Wishnutama di kantornya pada Rabu petang, 12 Februari 2020.
Dia mengakui sektor pariwisata memang tengah merugi akibat serangan virus corona. Seumpama dampaknya berlangsung setahun, total kerugian ini ditaksir mencapai US$ 2,8 miliar atau Rp 38,2 triliun.
Kerugian tersebut dihitung dari total spending atau pengeluaran rata-rata harian wisatawan dikalikan dengan jumlah kunjungan. Pada 2019, wisatawan Cina menyumbangkan sekitar 2 juta turis ke Indonesia.
Potensi kerugian juga dihitung dari pembatalan paket perjalanan wisatawan dari Cina. Menurut dia, pada periode triwulan pertama, biasanya wisatawan tengah melakukan pemesanan untuk liburan musim panas mendatang.
Ia memperkirakan, seumpama virus corona mewabah hingga April, dampak pembatalan paket itu akan terasa hingga tengah tahun mendatang. Karena itu, Wishnutama menjelaskan, sektor pariwisata harus segera menambal kemungkinan lowongnya kunjungan wisatawan asing dari Cina dengan mencari ceruk wisatawan mancanegara dari negara lain.
Pemerintah sebelumnya menutup penerbangan dari dan ke Cina pada 5 Februari 2020 hingga waktu yang belum ditentukan. Penutupan penerbangan itu sejalan dengan rekomendasi World Health Organization atau WHO yang menaikkan status darurat virus corona di Cina.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA