TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan salah satu langkah untuk menangkal dampak negatif virus corona terhadap perekonomian terutama pariwisata adalah dengan mendorong rapat pemerintah di daerah.
"Kementerian dan lembaga kami dorong melakukan rapat-rapat bisnis di daerah," ujar Susiwijono di Hotel Milenium Sirih, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020. Dengan demikian ada perputaran ekonomi ke daerah.
Belakangan, pemerintah memperkirakan kerugian devisa dari akumulasi total kunjungan wisatawan mancanegara Cina mencapai US$ 4 miliar atau Rp 54,8 triliun (dalam kurs Rp 13.722 per dolar AS). Selain itu, pertumbuhan ekonomi Tanah Air juga diprediksi tergerus 0,11 hingga 0,3 persen akibat wabah corona.
Kebijakan itu juga sejalan dengan rencana pemerintah mengoptimalkan belanja pada awal tahun ini, termasuk dengan menggenjot penyaluran dana desa dan Program Keluarga Harapan. "Sidang Kabinet kan kemarin mengusulkan program front loading APBN di depan, dalam artian belanja."
Susiwijono mengatakan pemerintah akan mengoptimalkan belanja di kuartal satu dan mendorong konsumsi masyarakat kecil melalui bantuan sosial lantaran sumbangan konsumsi ke pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 65 persen. Selain konsumsi, faktor penyumbang yang cukup besar adalah investasi yaitu 32 persen.
"Kami minta Kemenkeu dan Pemda dari alokasi Rp 72 triliun kami dorong di kuartal satu, dulu ada aturan belanja maksimum di kuartal satu adalah dua puluh persen, mungkin akan kami relaksasi menjadi empat puluh persen atau kalau bisa lebih," ujar Susiwijono. Pemerintah juga akan mendorong penyaluran dana bantuan operasional sekolah di semester satu. Di samping juga mendorong belanja barang dan modal pemerintah.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Maulana Yusran mendukung rencana Kementerian dan Lembaga melakukan rapat di daerah. Karena kebijakan tersebut bisa mendorong perputaran ekonomi.
Namun, ia mengingatkan agar pemerintah pusat yang bergerak ke daerah dan bukan sebaliknya. Sehingga, daerah ikut menikmati dampak ekonomi dari pergerakan itu. Selain itu, pemerintah harus bisa memetakan daerah mana saja yang terkena dampak akibat berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara semenjak ada virus corona.
Untuk berkurangnya kunjungan wisatawan dari Cina saja, Maulana mengatakan daerah yang terkena dampak adalah Manado, Batam, dan Bali. Belum lagi daerah yang menjadi tujuan wisatawan mancanegara lain seperti dari Malaysia, Singapura, dan Australia.
"Kalau belum bisa menutup kerugian itu, pemerintah harus memikirkan bagaimana industri pariwisata bisa tetap sustain," ujar Maulana. Sebab, kosongnya kamar hotel hingga 30 persen saja bisa berimbas kepada operasional hotel. Mengingat, selama ini wisatawan domestik hanya bisa diandalkan dalam dua musim dalam setahun, yaitu periode Natal - Tahun Baru dan Lebaran.
"Jadi tetap harus mendorong wisatawan mancanegara dan pariwisata berkualitas itu hanya bisa datang dari MICE, karena spendingnya bagus dari sana," tutur dia. "Yang datang kan banyak orang bisnis yang ada uang jalan dari perusahaan, sehingga spending banyak bisa tiga kali lipat."
CAESAR AKBAR