TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi bakal menguat dan memasuki zona hija. Penguatan rupiah ini tak lepas dari peringkat atas surat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat Moody's, yang ditetapkan Baa2 / outlook stabil.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat di kisaran Rp13.615 per dolar AS hingga Rp13.740 per dolar AS. Kemarin, rupiah juga ditutup menguat 0,27 persen atau 37 poin di level Rp13.674 per dolar AS.
"Rupiah mendapat katalis positif seiring dengan peringkat surat utang Indonesia yang diberikan oleh lembaga pemeringkat Moody's Investor Service," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu 12 Februari 2020.
Sebelumnya, Moody's memutuskan untuk mempertahankan peringkat utang Indonesia di kategori Baa2 dengan outlook stabil atau setara dengan level BBB. Hal itu disebabkan oleh stabilnya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, rendahnya beban utang pemerintah, disiplin fiskal yang konsisten, dan penekanan stabilitas makroekonomi.
Dengan rating Moody's tersebut, artinya surat berharga yang diterbitkan pemerintah Indonesia masuk dalam kategori moderate credit risk dan medium grade. Sementara itu, outlook yang stabil menggambarkan posisi rating yang akan stabil dalam beberapa waktu ke depan serta menunjukkan risiko yang berimbang.
Di sisi lain, Ibrahim mengatakan, pasar saat ini berfokus menanti kongres The Fed dan komentar Ketua The Fed Jerome Powell terkait prospek ekonomi dan kebijakan moneter AS di tengah sentimen penyebaran virus corona. Banyak kalangan memprediksi, hantaman virus corona ini akan melemahkan pertumbuhan global. Selain itu, pasar juga masih khawatir penyebaran virus corona yang telah memakan korban jiwa lebih dari 1.000 orang akan semakin parah dan meluas.
BISNIS