Tempo.Co, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir berharap pendapatan dari konsolidasi rumah sakit BUMN bisa mencapai sekitar Rp 8 triliun. Saat ini, potensi pendapatan dari rumah sakit BUMN baru mencapai Rp 5,6 triliun dengan Ebitda Rp 510 miliar.
"Karena kita belum konsolidasi dengan maksimal," ujar Erick Thohir di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin, 10 Februari 2020. Ia mengatakan saat ini ada 64 rumah sakit BUMN dengan total 6.500 tempat tidur.
Dia berharap dengan adanya konsolidasi ini rumah sakit BUMN bisa lebih fokus kepada bisnis kesehatan. Mengingat sebelumnya rumah sakit-rumah sakit itu dimiliki oleh perseroan yang tidak fokus kepada kesehatan. "Jadi sekarang dituntut menjadi ahli di bidangnya."
Konsolidasi juga semakin penting, mengingat saat ini kondisi kesehatan dunia tengah dibayangi oleh penyebaran Virus Corona dari Cina. Bahkan, ia menyebut wabah itu tidak ahanya menghantam kesehatan, melainkan perekonomian dunia.
Karena itu ke depan, Erick Thohir melihat Indonesia juga harus mengantisipasi persoalan-persoalan semacam ini. "Jadi bukan hanya pelayanan, secara bisnis, tapi juga mengantisipasi kalau ada penyakit-penyakit epidemik," ujar dia. Ia berharap konsolidasi sudah bisa dimulai pada Juni 2020 dan bertahap menjadi lebih besar.
Untuk tahap pertama, Erick mengatakan rumah sakit yang akan berkonsolidasi adalah rumah sakit milik Pertamina dan milik Pelni. Setelah itu, barulah konsolidasi dilakukan untuk rumah sakit PTPN, Pelindo dan lainnya. "Tapi hari ini untuk operasionalnya tidak menunggu kepemilikan, sudah mulai disinergikan operasionalnya," tutur dia. "Holding ini penting sekali tercipta untuk bisa memapping konsolidasi ini ke depannya perlu apa saja."
Direktur Utama Pertamedika IHC Fathema Djan Rachmat mengakan saat ini rumah sakit pelat merah memiliki potensi sumber daya antara lain 940 dokter umum, 1.473 dokter spesialis, dan 159 dokter subspesialis. Selain itu, mereka memiliki 126 ruang operasi, 298 operasi jantung, 572 mesin hemodialisis, 2 unit radioterapi, 5 mesin MRI, dan 20 mesin CT Scan.
Adapun dukungan yang diperlukan dari para pemangku kebijakan dan pemegang saham untuk mewujudkan konsolidasi rumah sakit BUMN ini, kata Fathema, antara lain persetujuan dari masing-masing pemegang saham rumah sakit BUMN terkait rencana atau program kerja integrasi rumah sakit BUMN.
Selain itu juga komitmen dari seluruh rumah sakit BUMN untuk melaksanakan program inisiatif strategis yang telah disusun. "Kami optimistis bisa terkonsolidasi revenue Rp 8-10 triliun di masa mendatang dan harapannya bisa terwujud dalam waktu singkat," ujar Fathema.