INFO BISNIS — Saat ini pemasaran tradisional tidak lagi seefektif dahulu. Di era transformasi digital, inovasi untuk meningkatkan pengalaman digital bagi pelanggan dengan konten-konten interaktif menjadi krusial bagi setiap perusahaan. Tak hanya itu, perkembangan teknologi dan penetrasi Internet yang masif membuat pasar mengalami shifting dari offline ke online. Hal ini memaksa seluruh perusahaan melakukan proses transformasi digital di seluruh lini organisasi, tak terkecuali marketing.
Riset eMarketeer 2019 menunjukkan, Indonesia punya pasar yang sangat besar. Secara global Indonesia menduduki urutan kelima dunia, khususnya di marketing spending . Yang menarik adalah lebih dari 20 persen dari nilai spending advertising ternyata datangnya dari digital, sisanya dari media pemasaran yang lain. Sejatinya para pebisnis dan awak pemasaran harus jeli menyusun strategi untuk merangkul pasar.
Baca Juga:
“Sekarang digital sudah mendominasi. Dan setengah dari digital spending itu datangnya dari mobile. Artinya Indonesia merupakan pasar yang besar, apalagi angka ini akan terus naik dari tahun ke tahun. Besarnya penetrasi Internet di Indonesia, merupakan sasaran empuk bagi pemasaran digital,” ujar Vice President Head of ICT Value Proposition Indosat Ooredoo, Supriyadi, dalam acara Smart Talks Tempo di Jakarta, Selasa, 4 Februari 2020.
Menurutnya, digital marketing lebih menguntungkan dibandingkan marketing konvensional karena faktor targeted, tracking, dan tweaking. Keuntungan lainnya adalah semua aktivitas saat ini pindah ke mobile, seperti berbelanja, media sosial, YouTube, dan menyimak saluran digital lainnya. “Indonesia terbukti jadi pasar besar karena spending advertising di mobile mengkonstruksi sembilan persen. Ini bukti bahwa semua marketer harus melirik digital sebagai kanal baru pemasaran,” katanya.
Digital marketing bukan proses one shoot yang aktivitasnya sesekali, tapi perlu dikembangkan terus menerus dan berkelanjutan supaya hasilnya efektif. “Harus diputuskan apa yang dibutuhkan, apakah awareness, engagement, atau mengarah ke activation,” ujar Supriyadi.
Baca Juga:
Lewat platform berbasis web iKanvas dari Indosat Ooredoo Business, perusahaan dapat melakukan efisiensi biaya mulai dari pembuatan, penyebaran, hingga analisis konten secara lebih cepat. Setelah itu, iKanvas juga dapat mengirimkan konten tersebut ke konsumen yang dituju, baik menggunakan SMS atau e-mail.
Ketika konten terkirim via e-mail, bisa dilihat status pengiriman, respons pelanggan, dan detail informasi dapat terhubung dengan sistem perusahaan. “Perusahaan bisa menghitung efektivitas dari konten yang dikirim. Skenario pemanfaatannya pun beragam, sehingga perusahaan bisa mengambil keputusan cepat atas respons pelanggan,” kata Supriyadi.
Chief Strategy Officer TWBA Indonesia, Henry Manampiring, menyampaikan perusahaan yang menggunakan konten digital untuk mengembangkan bisnis, juga harus memahami hal yang berpengaruh terhadap brand building dan brand activation.
“Ada empat hal yang dibutuhkan orang dalam konten, yaitu informasi, hiburan, edukasi, dan inspirasi. Saat menciptakan konten digital ketahuilah subjektif kontennya dan ukurlah efetivitasnya, bukan efisiensinya,” ucap Henry.
Credit Marketing Officer (CMO) Finansialku.com Mario Agustian Lasut, mengungkapkan sebenarnya banyak konten digital yang bisa diciptakan. Internet mendorong lahirnya konten yang menggabungkan tulisan artikel, foto, video, audio, desain grafis, hingga podcast.
Namun, banyak problem yang menghambat perusahaan membangun konten digital yang interaktif. Seperti keterbatasan SDM, resources, dan teknologi. Selain itu, belum memahami bagaimana memaksimalkan penggunaan dan pemanfaatan konten digital.
Jadi melalui platform berbasis web ini, pelanggan korporat dapat melakukan efisiensi manajemen komunikasi perusahaan mulai dari pembuatan, penyebaran, sampai dengan analisa konten interaktif secara lebih cepat.
Untuk lebih jelas tentang platform iKanvas dari Indosat Ooredoo Business silakan kunjungi: indosatooredoo.com/ikanvas (*)